Bimtek Kompetensi, Prof Dedi Nursyamsi Motivasi Penyuluh sebagai `Kopassus Pertanian`
Indonesian Agricultural Extensionist Must Move Quickly Like `Army Special Forces`
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Depok, Jabar [B2B] - Sejumlah penyuluh pertanian PNS dari 34 provinsi diingatkan peran dan kapasitasnya oleh Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi sebagai think tank dan komando pasukan khusus alias `´Kopassus Pertanian, untuk mendukung kinerja petani meningkatkan produksi pertanian dari hulu ke hilir atau on farm dan off farm sehingga laba hasil produksi akan meningkatkan kesejahteraan petani.
"Penyuluh adalah otak-nya petani. Penyuluh itu Kopassus-nya pertanian. Kalau penyuluh hebat maka petani juga hebat, begitu pula sebaliknya,” kata Dedi Nursyamsi mengutip instruksi Mentan Syahrul Yasin Limpo [SYL] saat membuka ´Pertemuan Bimbingan Teknis Penguatan Kapasitas dan Kompetensi Penyuluh Pertanian PNS´ di Depok, Jawa Barat pada Senin [2/3].
Menurutnya, pembangunan sektor pertanian membutuhkan sosok-sosok penyuluh yang bermental prajurit Kopassus. "Maksudnya pintar, gesit dan cerdas apalagi problem pertanian saat ini makin kompleks."
Penyuluh sebagai ujung tombak pertanian Indonesia, seperti diinstruksikan Mentan SYL, kata Dedi Nursyamsi, berbasis di kecamatan melalui balai penyuluhan pertanian [BPP] didukung sarana dan prasarana plus teknologi informasi, yang sangat vital mendukung kinerja penyuluh pertanian di era 4.0.
Sebagaimana diketahui, Mentan SYL dalam berbagai kesempatan mengingatkan tentang peran vital penyuluh pertanian, di mata SYL penyuluh tak ubahnya ´prajurit Kopassus´ di sektor pertanian, sehingga dituntut koordinasi, kecepatan, akurasi untuk mencapai target yang ditetapkan Kementerian Pertanian RI dan pemerintah daerah.
"Penyuluh pertanian adalah inti dari agent of change pembangunan pertanian. Penyuluh juga harus berperan sebagai pasukan ´Kopasus´ di sektor pertanian. Jadilah penyuluh pertanian yang hebat, disayangi serta ditunggu oleh semua masyarakat pertanian," kata Dedi Nursyamsi didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP] Leli Nuryati.
Kepala BPPSDMP mengingatkan bahwa penyuluh berperan penting mendampingi petani untuk memastikan ketersediaan pangan 267 juta rakyat Indonesia, maka desa dan kecamatan sebagai basis pertanian akan menjadi baik dan kuat apabila mampu memanfaatkan teknologi pertanian di era 4.0.
"Penyuluh adalah inti gerakan. Tidak ada yang baik tanpa agenda intelektual yang baik, dan kalian (penyuluh pertanian) adalah ilmunya pertanian yang ada di lapangan. Penyuluh pertanian khususnya dari PNS harus menjadi motor ´pasukan khusus´ di sektor pertanian sehingga pengelolaan pertanian di Indonesia berjalan dengan baik," kata Dedi Nursyamsi pada ´Pertemuan Bimbingan Teknis Penguatan Kapasitas dan Kompetensi Penyuluh Pertanian PNS Meningkatkan Produksi yang Berdaya Saing Berorientasi Ekspor´ yang berlangsung hingga Rabu [4/3].
Leli Nuryati menyampaikan ´kabar gembira´ bagi penyuluh pertanian, KostraTani sebagai optimalisasi peran Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] dengan mempergunakan informasi teknologi, telah dilengkapi perangkat IT yang mencapai 400 BPP pada 2019. Sementara pada 2020 diharapkan meningkat menjadi 3.000 BPP di 34 provinsi.
"Peran BPP dalam KostraTani tidak berubah, tetap melaksanakan tiga tugas utama BPP sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan, pembangunan pertanian, pusat pembelajaran plus pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan," katanya. [Wellyana]
Depok of West Java [B2B] - Agricultural extensionists for the Indonesian Agriculture Minister, Syahrul Yasin Limpo, is likened to ´army special forces´ in the agricultural sector, it requires coordination, speed, accuracy to achieve the targets set by the central and regional governments.