Butuh Pemipil Jagung, Petani Trenggalek `Curhat` ke Direktur Ditjen PSP

Indonesian Farmers Ask the Jakarta to Support Post-harvest Machines

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Butuh Pemipil Jagung, Petani Trenggalek `Curhat` ke Direktur Ditjen PSP
LAHAN PERHUTANI: Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan, Sri Kuntarsih (hijab) panen jagung beserta Kadistan Joko Surono, Dandim Letkol Inf Dodik N, dan Ketua Poktan Muhaji (Foto: Humas Ditjen PSP)

Trenggalek, Jatim (B2B) - Petani jagung Kabupaten Trenggalek di Provinsi Jawa Timur mengharapkan dukungan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian - Kementerian Pertanian RI (Ditjen PSP) untuk mendukung penyediaan Alsintan pasca panen, mesin pemipil jagung (corn sheller) untuk proses hasil panen sehingga jagung dalam bentuk olahan memberikan nilai jual lebih kepada petani.

Kebutuhan petani tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Pemkab Trenggalek, Joko Surono kepada Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan, Sri Kuntarsih pada panen jagung di Desa Dermosari, Kecamatan Tugu yang juga dihadiri Dandim 0806/Trenggalek, Letkol Inf Dodik Novianto.

"Harapan kami, Kementan dapat memberikan bantuan sarana pascapanen untuk menjaga kualitas jagung agar harga di pasar menjadi lebih baik," kata Joko Surono.

Dia menambahkan, sebentar lagi akan terjadi panen raya jagung di tiap daerah, dan harus dapat mengantisipasi jatuhnya harga jagung. Kita harus mulai mempertimbangkan untuk menjual jagung dengan bentuk hasil olahan agar kedepan ada nilai jual lebih," tuturnya.

Sri Kuntarsih menanggapi positif ´curhat´ dari petani yang bergabung pada kelompok tani Tani Makmur, dipimpin Muhaji, yang mengharapkan adanya corn sheller.

"Kami akan teruskan permintaan petani yang mengusulkan bantuan Alsintan berupa corn sheller untuk proses hasil panen jagung," kata Sri Kuntarsih, yang juga Penanggung Jawab LTT Upsus wilayah Karesidenan Madiun, salah satunya adalah Kabupaten Trenggalek.

Muhaji mengatakan petani setempat memanfaatkan 300 hektar lahan kering milik Perum Perhutani, produktivitas 6,3 ton memanfaatkan benih jagung hasil swadaya petani. Sementara harga jual saat ini rata-rata Rp3.800 dari sebelumnya, Rp4.100 per kg.

Trenggalek of East Java (B2B) - Corn farmers in Trenggalek district of East Java province expect support of post-harvest agricultural machinery especially corn shellers  from the Indonesian government through the Directorate General of Agricultural Infrastructure and Facilities at the Indonesian Agriculture Ministry or the Ditjen PSP.

The farmers´ needs were conveyed by the Head of the Trenggalek Agriculture Office, Joko Surono to the Finance Director of Ditjen PSP, Sri Kuntarsih in  Dermosari village of Tugu subdistrict after corn harvest with local farmers.

"We expect the central government to provide post-harvest machinery assistance to maintain the quality of corn so that prices in the market are better," said Surono.

He said the corn harvest would take place across the country, and must anticipate corn prices fell. "We have to start selling processed corn to get more selling points."

Sri Kuntarsih responded positively to the request of farmers who joined the Tani Makmur farmer group, led by Muhaji, who expect the corn sheller machine.

"We will pay attention to farmers´ requests to get corn sheller machines for post-harvest," said Sri Kuntarsih, who is also the Person in Charge of Madiun Residency´s Strategic Food Production including Trenggalek district.

Muhaji said local farmers use 300 hectares of dry land owned by forestry SOEs productivity of 6.3 tons, while the current selling price averaged IDR3,800, previously IDR4,100 per kg.