Pemimpin Kudeta Ditunjuk Raja Thailand sebagai Kepala Junta Militer
Thailand`s Military Junta Leader Officially Endorsed by King
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Bangkok (B2B) - Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej, resmi menunjuk panglima angkatan bersenjata sebagai kepala junta militer baru menyusul kudeta di negara yang dilanda konflik itu.
"Untuk memulihkan perdamaian dan ketertiban di negara ini dan demi persatuan, raja menunjuk Jenderal Prayut Chan-O-Cha sebagai kepala Dewan Nasional Perdamaian dan Ketertiban (NCPO) untuk mengelola negara ini," demikian perintah kerajaan, seperti dilansir Yahoo News.
Pernyataan tersebut menyatakan Prayut telah memperingatkan kerajaan akan kekerasan di Bangkok dan bagian lain negara tersebut yang kemungkinan menyebar dan mungkin membahayakan keamanan nasional.
Prayut, yang dianggap punya kuasa penuh atas Thailand sejak merebut kekuasaan pekan lalu, disahkan sebagai pimpinan rezim dalam sebuah upacara di Bangkok, Senin.
"Saya bersumpah akan melakukan tugas saya dengan penuh kejujuran," kata panglima militer itu kepada para wartawan setelahnya.
"Kami berharap masalah ini akan segera selesai sehingga kita bisa kembali ke sistem demokrasi yang benar," tambahnya.
Panglima angkatan bersenjata Thailand Jenderal Prayuth Chan-O-Cha pada Kamis mengumumkan kudeta, dan mengatakan itu bertujuan menghentikan bertambahnya korban jiwa dan mencegah konfik di negeri tersebut bertambah parah.
Di dalam pidato kepada rakyat negeri tersebut, panglima militer itu mengatakan untuk memulihkan ketenangan di negeri tersebut, Angkatan Bersenjata Thailand perlu mengambil-alih kekuasaan.
Bangkok - Thailand's coup leader will receive royal appointment on Monday as head of the military junta that overthrew the civilian government, the army said.
Army chief General Prayut Chan-O-Cha, who seized power four days earlier and has assumed extensive powers over the Southeast Asian nation of 67 million, will formally be appointed in a ceremony in Bangkok.
The monarchy headed by the revered but ailing king, 86-year-old Bhumibol Adulyadej, commands great respect among many Thais.
His blessing has traditionally been a key step in legitimising the recurring military takeovers that have taken place in Thailand, which has now seen 19 actual or attempted coups since 1932.
"The ceremony to receive the royal command appointing General Prayut as leader of the National Council of Peace and Order will begin at around 10 am (0300 GMT) inside the Army headquarters," said army spokeswoman Sirichan Ngathong.
She indicated the king, who is yet to make a public statement on the coup, would not be present for the ceremony.
The military cabal led by Prayut dismissed the civilian government on Thursday, following seven months of mass anti-government protesters and related political violence.
More than 1,000 anti-coup demonstrators marched through Bangkok on Sunday with dozens of demonstrators facing off against lines of armed soldiers, as the junta warned of a crackdown if the protests continued.
The military has detained former premier Yingluck Shinawatra along with scores of ousted government leaders, political figures, critics and academics in a sweeping roundup since the coup, which has drawn sharp international criticism.
An army commander indicated Yingluck remained under military control.
