Korea Utara Diprotes Jepang setelah Luncurkan Rudal

Japan Protested Against North Korea`s Ballistic Missile Launch Sunday

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Korea Utara Diprotes Jepang setelah Luncurkan Rudal
Peluncuran rudal Korea Utara sepengetahuan Pemimipin Kim Jong Un (Foto2: MailOnline)

Tokyo (B2B) - Jepang memprotes peluncuran rudal Korea Utara, Minggu, tetapi mengatakan akan tetap melakukan perundingan antarpemerintah seperti yang sudah direncanakan pekan ini.

"Jepang mengajukan protes keras kepada Korea Utara melalui Kedutaan (di Beijing)," kata Menteri Luar Negeri Fumio Kishida kepada wartawan, seperti dilansir Yahoo News.

Ia menambahkan, bagaimana pun keadaan itu tidak akan mengubah perundingan resmi para pejabat kedua negara yang dijadwalkan berlangsung di Beijing, Selasa depan.

Pertemuan itu bertujuan melihat perkembangan janji Pyongyang untuk menyelidiki nasib warga Jepang yang menjadi korban penculikan oleh agen-agen Korea Utara pada masa Perang Dingin.

Seorang pejabat pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa Korut meluncurkan dua rudal ke Laut Jepang (Laut Timur).  Keduanya mendarat di perairan internasional.

"Pada konsultasi di tingkat pemerintah, kami ingin mengangkat masalah (rudal) ini dengan tegas," kata Kishida.

"Meski pun pertemuan itu akan membahas masalah penculikan, kami memandang kegiatan itu merupakan peluang yang baik untuk juga membahas masalah nuklir dan rudal."

Pertemuan dilakukan hampir satu bulan setelah Tokyo mengumumkan akan menghapuskan sanksi bagi Korut apabila negara itu menyelidiki ulang kasus penculikan -- masalah yang sudah bertahun-tahun ingin diselesaikan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe.

Jepang mengatakan bahwa penyelidikan itu harus mendasar dan dapat dipercaya, sebelum mencabut sanksi sepihak.

Korea Utara pada 2002 mengakui telah menculik 13 warga Jepang antara tahun 1970-an hingga 1980an untuk melatih mata-mata Korut dengan bahasa dan budaya Jepang.

Lima dari korban penculikan itu sudah dipulangkan tetapi Pyongyang mengatakan --tanpa disertai bukti -- bahwa delapan orang yang lain sudah meninggal sehingga memicu kegemparan di Jepang.

Sikap enggan Korut untuk menyelesaikan masalah penculikan ini demikian pula mengenai program nuklir dan rudal telah membuat pembicaraan mengenai normalisasi hubungan kedua negara keluar jalur.

Tokyo - Japan protested against North Korea's ballistic missile launch Sunday, June 29, but vowed to go ahead with rare government-level talks with Pyongyang this week as scheduled.

"Japan for its part lodged a stern protest with the North Korean side through embassy channels (in Beijing)," Foreign Minister Fumio Kishida told reporters.

He added, however, that there would be no change in the official talks scheduled for Tuesday in Beijing.

The meeting is aimed at checking progress in Pyongyang's promised investigation into the fate of Japanese citizens abducted by North Korean agents during the Cold War.

A South Korean defense ministry official said the North fired two ballistic missiles into the Sea of Japan (East Sea) from its east coast. Both landed in international waters, he said.

"At the government-level consultations, we want to raise the (missile) issue resolutely," Kishida said.

"Although the meeting is where we deal with the abduction issue, we also think it can be an important opportunity to take up missile and nuclear issues as well."

The meeting will be held nearly a month after Tokyo announced it would ease sanctions against Pyongyang if the secretive state reinvestigated the abduction cases, an issue that conservative Prime Minister Shinzo Abe has worked for years to solve.

Japan has said the investigation must be substantive and credible before it lifts its unilateral sanctions.

North Korea admitted in 2002 that it had kidnapped 13 Japanese citizens in the 1970s and 1980s to train its spies in Japanese language and customs.

Five of the abductees returned home but Pyongyang said – without producing credible evidence – that the eight others had died, provoking an uproar in Japan.

Pyongyang's reluctance to come clean on the abduction cases, along with its missile and nuclear arms programs, has derailed talks between the two countries to normalize ties.