Media Australia Kecam TV Indonesia Tayangkan Prosedur Eksekusi Mati

Indonesian TV has Shown Mock-up of Execution Faced by Two Australians

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Media Australia Kecam TV Indonesia Tayangkan Prosedur Eksekusi Mati
Potongan video dari tayangan televisi Indonesia dan terpidana mati Chan dan Sukumaran (insert) Foto2: MailOnline

JUTAAN ORANG Indonesia telah menyaksikan di televisi tentang bagaimana terpidana mati asal Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan akan dilaksanakan di ´Pulau Maut´´.

Media Australia, Daily Mail Australia menyebut tayangan tersebut sebagai ´video mengerikan´ yang turut menampilkan sepasukan polisi Brigade Mobil (Brimob) yang berlatih menembak menjelang eksekusi mati di Nusakambangan, di mana Chan dan Sukumaran yang dijadwalkan 72 jam lagi akan menghadapi eksekusi mati, lengkap dengan foto-foto dari tayangan televisi tersebut.

Ditayangkan pula beberapa peti mati di sebuah gereja di Cilacap, kota pelabuhan terdekat dari Nusa Kambangan, yang akan ditangani oleh pengurus gereja yang tengah menyiapkan empat peti mati untuk persiapan eksekusi mati, seperti dilansir Daily Mail Australia.

Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Bali, AJ Benny Mokalu pada Rabu menegaskan prosedur eksekusi mati.

Dua terpidana mati dari Australia akan dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Krobokan di Bali ke Bandara Ngurah Rai pada malam hari untuk diterbangkan ke Cilacap yang berjarak 900 km, di Jawa Tengah, kemudian diangkut dengan kapal ke Nusa Kambangan.

Belum diketahui jadwal pasti eksekusi mati terhadap dua warga Australia. Para pejabat terkait di Indonesia berulang kali menolak banding dari pengacara kedua terpidana mati maupun dari pemerintah Australia terhadap Chan dan Sukumaran, yang divonis mati atas atas tuduhan perdagangan heroin pada 2006.

Rekaman dari tahapan proses eksekusi mati yang disiarkan di televisi pada 17 Januari untuk menunjukkan kepada pemirsa Indonesia tentang apa yang akan terjadi ketika lima pengedar narkoba asing telah dieksekusi mati.

Kelimanya berasal dari Brazill, Belanda, Malawi, Vietnam dan satu Indonesia, adalah terpidana mati pertama sejak Presiden RI Joko Widodo memimpin Indonesia pada Oktober lalu.

Tindakan tegas tanpa ampun terhadap terpidana narkoba merupakan bagian kebijakan hukum Presiden Jokowi, dan ia tanpa kompromi menerapkan hukuman mati meskipun diprotes oleh pemerintah asing dan aktivis hak asasi.

Video menunjukkan algojo Brimob mengenakan seragam polisi dengan senapan semi-otomatis yang ditampilkan dalam tayangan tersebut tengah berlatih menembak.

MailOnline Australia menyatakan bergidik menyaksikan tayangan dari TVOne (disebutnya Channel 1 Indonesia) menayangan prosedur eksekusi mati, menggunakan sosok putih dengan lengan terikat di punggungnya ditutupi kerudung hitam sebagai gambaran sosok terpidana mati.

Tayangan lain, sederet regu tembak diwakili oleh tampilan animasi yang tampak seperti robot. Laporan TVONE juga memuat 27 daftar prosedur tentang bagaimana proses eksekusi mati, termasuk perintah siap menembak dari ´komandan´ regu tembak yang akan mengangkat pedang ´sebagai simbol dari perintah siap menembak ke jantung terpidana mati.´

Poin 24 dan 25 memberikan instruksi khusus bagi dokter untuk memeriksa kondisi terpidana setelah dieksekusi di depan regu tembak, dan jika dokter berpikir bahwa terpidana masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan ... komandan regu tembak harus menembak ke telinga terpidana mati hingga tewas sesuai prosedur eksekusi mati.

Setelah mendengar kata-kata terakhir dari terpidana mati kemudian komandan regu tembak memerintahkan: ´laksanakan, laksanakan´ - sebelum tiga peluru dan sembilan peluru hampa dimasukkan ke 12 senapan semi otomatis yang akan digunakan untuk menembak terpidana mati.

Bagian lain dari proses adalah kehadiran tokoh agama untuk memberi kesempatan terakhir kepada terpidana mati berdoa selama maksimal tiga menit sebelum mereka ditembak.

Di pelabuhan Wijaya Pura di Cilacap, saat ini tidak ada tanda-tanda persiapan kedatangan dua warga Australia atau tujuh orang lain yang akan dieksekusi pada saat yang sama empat dari Indonesia dan masing-masing seorang dari Brazil, Ghana, dan Nigeria.

Daily Mail Australia hanya merekam kegiatan anak-anak di pulau tersebut bercengkerama di laut.

MILLIONS OF INDONESIANS have watched on television exactly how Australians Myuran Sukumaran and Andrew Chan will be executed on ´Death Island´.

Chilling video has emerged of the mobile paramilitary brigade called Brimob in firing practice ahead of the last round of executions on Nusa Kambangan, where Chan and Sukumaran are due to be shifted 72 hours ahead of their deaths by firing squad.

This comes as coffins arrived at a Christian Church in Cilacap, the nearest port to Nusa Kambangan, where a local Indonesian caretaker was pictured preparing four caskets in preparation for the executions.

ali Police Chief A.J. Benny Mokalu on Wednesday confirmed the procedures that will lead to the executions.

The condemned Australian pair would be taken from Bali´s Kerobokan prison to Ngurah Rai airport during the night and flown 900 kilometres west to Cilacap, in central Java, then transferred by boat to Nusa Kambangan.

Exactly when this will take place is still unknown. Indonesian officials have repeatedly rejected appeals from the condemned men´s lawyers and the Australian government to stay the executions of Chan and Sukumaran, who were convicted on heroin trafficking charges in 2006.

The footage of the execution practice round was aired on television on January 17 to demonstrate to Indonesian viewers just what would take place when five foreign drug traffickers were executed the following day.

Those executions, of nationals from Brazill, the Netherlands, Malawi, Vietnam and one Indonesian, were the first since President Joko Widodo came to power last October.

A tough stance on drug criminals was part of his campaign, and he has been uncompromising about using the death penalty despite pleas from foreign governments and rights activists.

The video shows the Brimob executioners dressed in military fatigues with semi-automatic rifles aiming loud volleys of fire repeatedly at bullseye targets.

Even more horrifying is the spooky step-by-step recreation by Channel 1 Indonesia of the execution, using a white figure with its arms tied behind the back and a black hood over its head to represent the condemned man.

In the recreation, the firing squad is represented by a row of toy or robotic looking figures. The television report also lists a 27 point manifesto about how the execution will proceed, including the execution ´commander´ raising a sword ´as a symbol for the firing squad to aim at the heart of the convict´.

Points 24 and 25 give specific instructions for doctors to check the condition of the convict immediately after the shooting, ´and if the doctor thinks that the convict is still showing signs of life ... the firing squad commander must put a pistol to the temple just above the ear of the convict´ and finish the job.

Some of the last words the men being executed will hear are ´laksanakan, laksanakan´ - meaning ´execute, execute´ in Indonesian - shouted by the firing squad commander before three live rounds and nine blanks are loaded into the twelve rifles of the firing squad shooters.

Part of the process includes clergy attending to ´give offenders a last chance to calm down for a maximum of three minutes´ before they are shot.

At at Wijaya Pura port in Cilacap, there are currently no signs of the horror awaiting the two Australians or the seven other people who may also be executed at the same time - four from Indonesia and one each from Brazil, Ghana and Nigeria.

The topical island appeared idyllic on Wednesday, and children jumped in and out of the calm waters of the port.