RINGO STARR mengaku jijik terhadap jihadis asal Inggris di Suriah dijuluki sebagai ´The Beatles´, dia menuding ISIS bertentangan dengan konsep yang diusung oleh The Beatles.

Julukan tersebut merujuk pada kelompok ekstremis Inggris yang dijuluki sebagai grup band asal Liverpool lantaran aksen mereka.

Anggota ISIS itu dianggap bertanggung jawab atas pemenggalan wartawan Amerika James Foley dan Steven Sotloff yang dijuluki ´Jihad John´, sementara dua jihadis Inggris lainnya dijuluki Paul dan Ringo, seperti dilansir MailOnline.

Menanggapi hal itu, mantan drummer The Beatles berkomentar keras bahwa hal itu adalah adalah ´b ****** t´ karena aksi mereka bertentangan dengan ideologi The Beatles mengusung ´perdamaian dan cinta´.

Ringo Starr kepada London Evening Standard mengatakan: "Apa yang mereka lakukan di luar sana bertentangan berdirinya The Beatles sebagai grup band."

"Kami mendirikan grup band untuk sesuatu yang berbeda dengan tujuan mereka (ISIS). Kami berempat mendirikan The Beatles untuk perdamaian dan cinta."

Namun drummer berusia 74 tahun mengakui bahwa ia dan rekan di The Beatles yang masih hidup, Paul McCartney tidak berdaya untuk menghentikan nama band mereka dikaitkan dengan kelompok fanatik meskipun memicu kemarahan oleh fans mereka ´The Beatles dikaitkan dengan anggota ISIS.´

Mr Starr memenangkan GQ Man of the Year award awal pekan ini untuk pekerjaan kemanusiaan, melalui yayasan Perdamaian Cinta dengan mengumpulkan dana bagi veteran perang yang menderita stres pasca-trauma.

Rekannya di The Beatles, John Lennon, yang meninggal pada 1980, dikenal sebagai musisi anti-perang dan rilis lagu seperti ´Give Peace A Chance´, ´Imagine´ dan ´Merry Xmas (War Is Over)´

Sementara itu seorang pembelot ISIS, yang mengatakan bahwa militan Inggris Jihadi John dipilih untuk mengeksekusi wartawan Amerika James Foley dan Steven Sotloff.