PETUGAS penyelamat menarik mayat dari reruntuhan supermarket runtuh di ibukota Latvia, Riga, pagi ini (23/11) menambah korban tewas menjadi 47 orang, dikhawatirkan masih banyak korban yang terkubur di bawah reruntuhan.

Crane mengangkat lembaran besar dari puing-puing pertokoan Maxima, di pinggiran kawasan kelas menengah, perumahan yang dibangun di era Soviet, untuk mencoba menemukan mereka yang terperangkap setelah atap runtuh, tadi malam, ketika penuh dengan pembeli dalam perjalanan pulang dari kerja.

35 orang korban lainnya terluka, dengan 28 dari mereka dirawat di rumah sakit, termasuk 10 petugas pemadam kebakaran yang terluka ketika mereka memasuki gedung yang tidak stabil, kata petugas Pemadam Kebakaran dan Pelayanan Darurat setempat.

"Pada jam-jam terakhir tidak ditemukan lagi korban," kata Viktorija Sembele, juru bicara layanan darurat.

Tidak jelas apa yang menyebabkan keruntuhan, tetapi Menteri Dalam Negeri Rihards Kozlovskis mengatakan kepada televisi lokal: "... Sudah jelas bahwa telah terjadi masalah dengan persyaratan konstruksi."

Media setempat mengatakan para pekerja telah membangun taman atap di toko, bangunan berlantai satu yang terletak di pinggiran kota Riga sekitar 30 menit berkendara dari pusat kota.

Perdana Menteri Valdis Dombrovskis mengatakan runtuhnya bangunan di Latvia, bekas wilayah kekuasaan Soviet yang akan bergabung dengan zona euro tahun depan.

"Dalam pikiran kami, kami bersama-sama dengan semua orang yang telah dilanda tragedi ini," seperti dikutip kantor berita BNS yang dilansir Mail Online. "Tidak peduli apa penyebab tragedi itu yang pasti, jumlah korban terlalu besar."

Sekitar 50 orang berkumpul di dekat reruntuhan, menantikan kabar tentang sanak keluarga mereka, sementara yang lain membawa lilin dan bunga.

Jumlah mereka yang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan sejauh ini belum diketahui.

"Istri saya berada di sana. Tidak ada informasi tentang dia, apakah dia mati atau hidup. Saya sudah berusaha mencari, belum ada informasi, "kata Igor Umanov kepada Reuters Television. Setelah 15 jam upaya penyelamatan, dia mengatakan dia yakin istrinya masih hidup.

Seorang gadis di tempat kejadian mengatakan kepada radio setempat, ia pergi ke toko bersama ibunya ketika sebuah blok beton runtuh di antara mereka, dan dia nyaris terkubur di bawah reruntuhan.

Dia berhasil melarikan diri, tetapi belum menemukan ibunya.

Saksi-saksi lain mengatakan ada suara keras dan toko menjadi gelap. Orang-orang melarikan diri melalui lubang di jendela.

Petugas penyelamat dipanggil ke toko, tadi malam, yang menurut media lokal telah dianugerahi hadiah arsitektur ketika selesai pada 2011.

Beberapa terluka oleh keruntuhan kedua, karena struktur bangunan melemah.

Petugas penyelamat berhenti bekerja secara berkala untuk mendengarkan rintihan korban dan  suara panggilan di ponsel dari bawah reruntuhan, kata televisi Latvia.

"Tentu saja, secara psikologis sangat sulit untuk bekerja, dengan mempertimbangkan bahwa tiga petugas pemadam kebakaran telah meninggal," kata juru bicara tim penyelamat Latvia, Inga Vetere kepada radio Latvia.

Kepala dinas pemadam kebakaran negara dan penyelamatan Oskars Abolins mengatakan Latvia TV, blok beton berat menghambat upaya penyelamatan.

"Sepertinya kita harus mencari semua puing-puing dan seluruh konstruksi, pekerjaan penyelamatan mungkin akan berlangsung berhari-hari," katanya.