Suswono Minta Insentif Angkutan Produk Pertanian

Suswono Asks for Incentive for Transportation of Agriculture Products

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Suswono Minta Insentif Angkutan Produk Pertanian
Menteri Perdagangan, Muhamad Lutfi (kiri) dan Menteri Pertanian Suswono (Foto: Kementan/Fajar)

Jakarta (B2B) - Menteri Pertanian Indonesia Suswono mendorong adanya insentif bagi petani maupun produk-produk pertanian dan peternakan, khususnya pada sektor transportasi produk pertanian lantaran geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau membuat mobilitas barang dari satu pulau ke pulau lain menjadi mahal.

"Mengangkut sapi dari NTT ke Jakarta jauh lebih mahal dibanding mengangkut dari Darwin, Australia ke Jakarta. Mahalnya transportasi juga membuat stok barang yang sejatinya ada menjadi sulit didapat. Karena mobilitasnya sulit dan mahal," kata Suswono
dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Muhamad Lutfi di kantornya, Selasa (25/2).
 
Menurut Mentan, masalah transportasi produk pertanian menyebabkan barang-barang menjadi tidak kompetitif. Negara seperti Thailand dan Malaysia memberikan diskon khusus untuk angkutan produk-produk pertanian dan peternakan.

“Sudah saatnya Indonesia pun melakukan hal yang sama agar harga produk pertanian dan peternakan dapat bersaing,” kata Suswono.

Jakarta (B2B) – Minister of agriculture, Suswono, urges for incentive for farmers, cattle, and agriculture products, particularly for transportation of agriculture products since Indonesia is made up of numerous islands, causing expensive logistics cost.

“Transporting cows to East Nusa Tenggara is more expensive than from Darwin to Jakarta. Expensive logistics cost also makes it difficult to secure goods supply since the transportation is difficult and expensive,” he said in a meeting with Minister of trade, Muhammad Lutfi, Tuesday (2/25).

He argued this makes the goods uncompetitive. Countries such as Thailand and Malaysia give special discounts for transportation of cattle and agriculture products.

“It is time for Indonesia to do similar thing to make cattle and agriculture products competitive against others,” he said.