MEA 2015 Bukan Momok tapi Peluang
The AEC 2015 Not a Threat but a Challenge and Opportunities
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Pesawaran, Lampung (B2B) - Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA) bukanlah ancaman melainkan tantangan sekaligus peluang bagi produksi pertanian Indonesia untuk bersaing di pasar domestik maupun internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
"Langkah Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian atau P2HP di Lampung saat ini adalah salah satu langkah antisipatif terhadap MEA 2015, dengan mendorong peningkatan daya saing produksi pertanian Indonesia di pasar domestik maupun internasional," kata Mentan Suswono kepada pers usai penyerahan Bantuan APBN TA 2014 lingkup badan/direktorat jenderal terkait di Kementerian Pertanian RI di Desa Wates Way Ray, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Rabu.
Suswono memuji langkah petani setempat yang mampu meningkatkan pendapatannya melalui pengembangan potensi lokal seperti pisang dan ayam probiotik dengan pengolahan produksi berorientasi pasar sehingga mampu menembus pasar di luar Lampung. Apabila langkah serupa dilakukan oleh para petani di provinsi lainnya di Indonesia bukan mustahil Indonesia mampu menguasai pasar domestik dan internasional melalui produksi pertaniannya.
"Namun perlu diingat, semangat para petani harus didukung kemauan politik dan politik anggaran untuk membangun pertanian, contohnya anggaran kementerian pertanian saat ini hanya sekitar Rp15 triliun, tentu tidak memadai mendukung pembangunan pertanian seluas Indonesia. Anggaran pertanian tidak seimbang dengan total APBN 2013, tidak sampai satu persennya," ungkap Suswono.
Suswono menambahkan, membangun pertanian Indonesia tidak cukup hanya bermodal semangat, tapi harus ditunjang kemauan politik yang kuat serta dukungan politik anggaran oleh pemerintahan mendatang.
"Semangat dan janji-janji saja tidak cukup. Pembangunan pertanian nasional memerlukan kemauan politik dan dukungan politik anggaran," kata Suswono.
Pesawaran, Lampung (B2B) - The 2015 ASEAN Economic Community (AEC) is not a threat but a challenge and an opportunity for Indonesian agricultural production to compete in domestic and international markets, especially in Southeast Asia.
"The efforts of the Directorate General of Processing and Marketing of Agricultural Products or of P2HP in Lampung is one anticipatory step to the 2015 AEC, to boost agricultural production Indonesia´s competitiveness in the domestic and international markets," Indonesian Agricuture Minister, Suswono told reporters after inaugurated the center of business groups (KUB) horticulture in Lampung province, then gives venture capital to farmers in Padang Cermin subdistrict, Pesawaran district, Lampung province of the state budget 2014.
Suswono praised the local farmers were able to increase their income through the development of local potential probiotics such as bananas and chicken, with a market-oriented production processing to penetrate markets outside Lampung. If similar measures taken by farmers in other provinces is not impossible Indonesian able to dominate the market through agricultural production.
"But remember, the spirit of the farmers must be supported by political will and the political budget to develop agriculture, for example, the agriculture ministry budget is currently only around Rp15 trillion, is not necessarily sufficient to support agricultural development area of ��Indonesia. agriculture Budget is not balanced with a total the state budget of 2013, less than one percent," Suswono said.
Suswono added, he spirit was not enough to develop the Indonesian agriculture for Indonesian president incoming Joko Widodo, but must be supported by the political will and the political budget.
"The spirit and the promises are not enough. National agricultural development requires political will, and political budget," he said.
