Bantuan Kementan Kuak Kenangan Walikota Aria Bima Petik Cabai di Rumah Kakek
Urban Farming is Saving Solution the Household Expenses in Indonesia
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
BANTUAN 280.000 polibag tanaman cabai menguak memori masa kanak-kanak Walikota Bogor, Aria Bima tentang pengalaman tak terlupakan pada dekade 80-an di rumah kakek dan neneknya di Kota Bogor, dan takdir Allah SWT menetapkan dirinya untuk memimpin kota di selatan ibukota RI tersebut.
"Bagi mereka yang hadir di sini dan pernah mengalami masa kecil di Kota Bogor tentu pengalamannya sama semua. Saya masih terkenang pengalaman di tahun 80-an kalau mau nyambel tinggal petik cabai dan tomat di halaman rumah kakek dan nenek saya," kata Walikota Aria Bima dalam sambutannya pada penyerahan bantuan tanaman cabai dari Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono di Kota Bogor pada Rabu (2/11).
Menurutnya, kota Bogor pada dekade 80-an masih merupakan kota yang asri lantaran masih banyak lahan pertanian dan perkebunan yang dikelola warga secara swadaya, sehingga dia dapat menikmati mudik ke Kota Bogor ke rumah kakek dan neneknya untuk menikmati keasrian kota yang masih sejuk.
Aria Bima mengapresiasi langkah Dirjen Spudnik Sujono yang menginisiasi pembagian polibag tanaman cabai sehingga hal itu membuktikan dia ´tidak sendirian´ mewujudkan tekadnya mengembalikan keasrian Kota Bogor.
"Konsep yang tepat bagi Kota Bogor dengan menerapkan urban farming seperti yang diinisasi oleh Ditjen Hortikultura, dengan memanfaatkan potensi pekarangan rumah," katanya lagi.
Undangan Panen
Dirjen Spudnik Sujono mengatakan solusi untuk mengatasi kekhawatiran pemenuhan pangan yang berkualitas adalah melalui gerakan urban farming atau pertanian perkotaan, lantaran meningkatnya jumlah penduduk di suatu kota seperti Bogor mengakibatkan penggunaan lahan untuk pemukiman penduduk juga meningkat.
Menurutnya, dampak utama adalah kebutuhan pangan meningkat sehingga produksi pangan juga harus meningkat, salah satu solusi adalah urban farming di pekarangan rumah.
"Kita tidak perlu menyediakan lahan yang luas tapi dapat memanfaatkan lahan tidur atau lahan yang tidak terpakai karena urbang farming mengasah individu untuk kreatif untuk mendapatkan hasil panen di lahan terbatas dan meminimalkan biaya pengeluaran keluarga," kata Spudnik.
Menurut Aria Bima jika tiap rumah di Kota Bogor memanfaatkan halaman atau lahan kosong untuk menanam hortikultura, maka mereka dapat mengonsumsi cabai segar dari tanaman pekarangan. "Berbeda dengan membeli di pasar, kita tidak mengetahui pasti kualitas cabai yang kita beli."
"Saya sangat mengapresiasi langkah Dirjen Hortikultura, dan kami mengundang pak Spudnik Sujono untuk datang lagi ke sini untuk panen cabai bersama warga lalu bikin sambel untuk makan lengkap dengan pete dan jengkol," kata Walikota Bogor.
SUPPORT of 280,000 chilli plants in polybags reveals a childhood memory of the Bogor Mayor Aria Bima about unforgettable experiences in decade of the 80s in his grandparents house in Bogor City, and the destiny of God decided he led the city in southern of Indonesian capital.
"For those who have experienced childhood in Bogor City would have said the same thing. I still remember the experience in the decade of the 80s when I want to make chilli sauce, do not need to buy but just by picking chilies and tomatoes on the yard area of home my grandfather," Mr Bima in his speech here in activities of the wife organizations of civil servants in Indonesian agriculture ministry Director General of Horticulture, Spudnik Sujono on Wednesday (11.2.16).
According to him, the Bogor City in decade of 80s is a green city because there are still many farms and plantations managed by residents, so that he can enjoy returning home to his grandparents house to enjoy the city is still cool.
Mr Bima appreciated Mr. Sujono who initiated provides chilli plants in polybags to the its citizens so that it proves he´s ´not alone´ to redevelop Bogor as the green city.
"The concept is right for Bogor City by applying such urban farming is initiated by the Directorate General of Horticulture, by exploiting the potential on the yard area of home," he said.
Chili Harvest
Mr Sujono said solution to address the needs of quality food is urban farming, because of the increasing number of city dwellers like Bogor then land conversion has also increased.
According to him, the main impact is the need for increased food so that food production must increase, one solution is urban farming.
"We do not need to provide a large area but can utilize idle land, because urbang farming hone creative individuals to get the harvest in a limited area, and minimize the cost of family expenses," Mr Sujono said.
According to Mr Bima, if every home in Bogor City utilize yard or vacant land to grow crops, then they can consume fresh chilies from the plants in their yards. "Contrary to purchase in the market, we do not know the quality of chilies that we buy."
"I really appreciate the steps the Director General of Horticulture, and we invite Mr. Sujono to come here in the chili harvest in the yard of citizens, then make chilli sauce and eat with jengkol," he said.
