Pemerintah Kendalikan Jagung Sesuai Kebutuhan, Bukan Kepentingan

Indonesia Attempt to Achieve Self-sufficiency in Maize

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Pemerintah Kendalikan Jagung Sesuai Kebutuhan, Bukan Kepentingan
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman (batik merah) bersama anggota GPMT (Foto2: Humas Kementan/Abiyadun)

Jakarta (B2B) - Pemerintah RI terus berupaya memperhatikan kepentingan petani jagung, dengan meningkatkan penyerapan jagung, sementara impor jagung akan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan industri makanan ternak di dalam negeri, dan petani tetap mendapatkan harga yang menguntungkan.

“Bukan sifatnya ekspor atau tidak ekspor, dan impor atau tidak impor. Pemerintah mengendalikan sesuai kebutuhan bukan keinginan sekelompok orang. Kesepakatan ini sangat bagus, kita gandengan tangan melihat republik ini ke depan yang lebih baik,” kata Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman usai pertemuan dengan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) di Jakarta pada Rabu (19/8).

Mentan hadir lebih awal pukul 08.30 WIB dengan mengenakan batik merah lengan panjang, dan langsung menuju ruangan rapat untuk berbincang dengan beberapa peserta rapat yang sudah hadir.

Mentan mengatakan rapat koordinasi dengan Ketua GPMT, FX Sudirman dan pengurus asosiasi lainnya untuk membangun silaturahim, dengan para pengusaha atau asosiasi makanan ternak yang tergabung dalam GPMT. Kemudian ditindaklanjuti dengan membentuk tim khusus untuk mengatasi apabila terjadi gejolak yang menimbulkan persoalan jagung, dan berdampak pada ketersediaan pakan ternak.

“Hari ini silaturahim dengan GPMTuntuk memperlancar komunikasi. Kami yang mengundang seluruh pengusaha yang tergabung dalam GPMT. Ke depan kami akan bentuk tim khusus,” kata Amran Sulaiman.

Menurutnya, tim khusus yang akan dibentuk beranggotakan empat hingga lima orang dari Kementan, asosiasi, dan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Tim khusus ini memiliki peran strategis membangun komunikasi dan memberikan solusi terhadap seluruh persoalan yang terjadi, dan memperlancar persediaan bahan makanan ternak.

Jakarta (B2B) - The Indonesian government put the interests of the farmers of corn, with the increased purchases of corn from farmers, while maize imports will be controlled according to needs of the food industry livestock, and farmers still make a profit, according Indonesian minister.

"We are not talking about the export or not export, and import or not to import. Government control as needed, and not in the interests of a group of people, this deal is very good, we jointly support the advancement of Indonesia agriculture," said Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman after the meeting with the Association of Feed or GPMT here on Wednesday (8/19).

Minister Sulaiman was present at 08.30 am wearing a red long-sleeved batik shirt, and directly into a meeting room to meet with the participants of the meeting were has been present.

He said the coordination meeting with the chairman of the association, FX Sudirman and administrators to build a friendship association. Then followed up by forming a special team to address the issues needs of corn, so it does not impact on the supply of animal feed raw materials.

"Today´s meeting with the associations to establish communication. We are inviting all entrepreneurs who are members of the association. Then we will form a special team," Mr Sulaiman said.

According to him, a special team will be comprised of four to five people from ministries, associations, and agencies logistics. This particular team has a strategic role to establish communication, and provide solutions to all problems.