Bertani Cegah Covid-19, Polbangtan YoMa Gelorakan Pekarangan Sumber Pangan

Indonesian Agriculture Ministry Anticipate Covid-19 by Weaker Health Systems

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Bertani Cegah Covid-19, Polbangtan YoMa Gelorakan Pekarangan Sumber Pangan
FAMILY GARDEN: Kemandirian pangan dimulai dari pekarangan. Sehat untuk menangkal Corona dan hemat pengeluaran keluarga. Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi dan Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman [tengah] Foto: Humas Polbangtan YoMa

Yogyakarta, DIY [B2B] - Karantina wilayah [lockdown] akan membatasi ruang gerak masyarakat, maka program Family Garden yang didorong oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] menjadi solusi tepat bagi kaum wanita memanfaatkan sumber pangan dari pekarangan rumah di tengah ancaman penyebaran virus Corona melalui pengembangan kawasan rumah pangan lestari [KRPL] atau urban farming [pertanian di perkotaan].

Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman mengatakan Family Garden atau KRPL menjadi perhatian Mentan SYL, karena setiap rumah tangga dapat mengakses pangan secara mudah dan murah dari aset pribadi di pekarangan rumah, dan kelebihan hasil produksi dapat dijual kepada tetangga maupun dipasarkan kepada pedagang di pasar tradisional.

"Bertani di pekarangan akan menghemat pengeluaran rumah tangga, juga berdampak positif pada kesehatan fisik, karena tubuh akan mendapat cukup sinar matahari dan gerakan menanam mendorong keluarnya keringat yang menyehatkan tubuh. Tubuh sehat menangkal virus Corona. Kantong hemat karena tinggal petik dan cabut. Ada singkong, pisang, cabai, bayam dan sayuran lainnya. Apalagi kalau menanam tanaman herbal," kata Dr Rajiman di Yogyakarta, Rabu [1/4/] melalui pernyataan tertulis.

Dia menambahkan Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi pun mendorong unit pelaksana teknis [UPT] di seluruh Indonesia untuk menggelorakan semangat bertani mulai dari rumah tangga hingga ke lahan pertanian, dengan sosialisasi tagar #pertaniancegahCovid19 dan #pertaniantidakpernahberhenti

"Kita tunjukkan pada dunia bahwa pertanian Indonesia tetap optimis berjuang melawan Covid-19. Sektor pertanian adalah dewa penolong bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan, termasuk dari tingkat rumah tangga," kata Dr Rajiman mengutip arahan Prof Dedi Nursyamsi melalui telekonferensi pada Rabu pagi [1/4].

Dia menambahkan, Polbangtan YoMa selaku UPT pendidikan politeknik pertanian BPPSDMP Kementan di Yogyakarta dan Magelang akan menggelorakan ´semangat bertani di pekarangan´ di wilayah binaannya, selain untuk pangan rumah tangga juga sumber tanaman obat [herbal] melalui tanaman sereh, jeruk nipis, jeruk lemon dan lainnya.

"Kalau cabai, bayam, singkong, pisang dan umbi-umbian untuk pangan rumah tangga, maka tanaman obat selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri juga dapat dijual karena tinggi nilai komersialnya sebagai herbal," kata Dr Rajiman didampingi Kabag Umum Irwan Johan Sumarno.

Apresiasi Mentan SYL
Sebelumnya B2B memberitakan bahwa Mentan SYL mengapresiasi dukungan Polbangtan YoMa pada kelompok wanita tani [KWT] seperti KWT Mekar di Desa Ngaliyan, Kelurahan Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, yang mengembangkan timun baby di pekarangan rumah maupun lahan kosong.

Apresiasi tersebut dikemukakan Staf Khusus Mentan SYL, Lutfi Halide kepada Polbangtan YoMa saat berkunjung ke KWT Mekar di Sleman di penghujung Februari lalu [24/2] usai Lutfi Halide menggelar kuliah umum di Kampus Yogyakarta, jurusan pertanian dari Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta - Magelang [Polbangtan YoMa].

"Pendampingan dan pembinaan yang patut diapresiasi dari Polbangtan YoMa untuk pengembangan KWT di Yogyakarta. Langkah ini sesuai program dan kebijakan Mentan Syahrul untuk mengembangkan potensi pertanian dari lahan pekarangan rumah," kata Lutfi Halide mewakili Mentan SYL dalam kunjungan kerja di DIY.

Dia mengingatkan Dr Rajiman dan pihak rektorat Polbangtan YoMa untuk ´membuka jalan´ bagi KWT Mekar dan lainnya di DIY untuk menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri [DuDi], sehingga mendorong warga desa lainnya untuk melakukan replikasi setelah melihat keuntungan yang diperoleh oleh KWT dari pemanfaatan lahan pekarangan untuk bertani.

"Ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga, memanfaatkan lahan pekarangan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangan, seperti menanam cabai karena harga cabai kerap melonjak pada hari-hari besar keagamaan maupun hari libur nasional," kata Lutfi Halide. [IJS]

Yogyakarta [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases, according to official of the region.