Swasembada Pangan Gagal, karena Instansi Lain Kurang Mendukung
The Lack of Support of Other Government Agencies, Food Self-sufficiency Failed
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Jakarta (B2B) - Minimnya dukungan instansi pemerintah lainnya terhadap Kementerian Pertanian untuk mendapatkan lahan, perbaikan irigasi, dan regulasi mengakibatkan target swasembada beras, kedelai, gula, jagung, dan daging tidak bisa sepenuhnya tercapai.
Menteri Pertanian Suswono menegaskan, pencapaian swasembada pangan harus dilakukan bersama secara kontinyu dengan instansi lain, dan bukan mengedepankan ego sektoral.
"Kami bekerja sungguh-sungguh. Kami mohon keruwetan dalam pencapaian swasembada pangan ini dipahami. Dukungan antarsektor untuk mewujudkan swasembada sangat dibutuhkan, salah satunya agar keterbatasan lahan bisa diatasi,” kata Mentan Suswono dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (21/10).
Swasembada pangan sulit tercapai, kata Mentan, karena membutuhkan lahan baru seluas dua juta hektar, tapi faktanya untuk mendapatkan lahan tersebut sangat sulit. Misalnya, untuk swasembada gula membutuhkan 350 ribu hektar lahan, tapi sampai saat ini sulit terealisasi. Begitu pula untuk penambahan lahan bagi padi/beras, kedelai dan jagung.
Keterbatasan lahan pangan di Tanah Air sangat memprihatinkan. Padahal, dibanding negara lain, luas lahan pertanian atau pangan di Indonesia tidak seberapa. Di Brasil misalnya, lahan untuk kedelai saja seluas 30 juta hektar. Indonesia pernah swasembada kedelai dengan luas lahan 1,6 juta ha pada 1992. Namun, setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mengintervensi kebijakan pangan nasional, luas lahan kedelai saat ini maksimal hanya 700 ribu hektar.
Jakarta (B2B) - The lack of support for other government agencies to the Ministry of Agriculture to acquire new land, improved irrigation, and supporting regulations, resulted self-sufficiency target rice, soybeans, sugar, corn, and meats difficult to achieve a maximum.
Minister of Agriculture (MoA) Suswono confirmed, the achievement of food self-sufficiency must be continuous jointly with other government agencies, and not prioritize sectoral ego.
"We are works seriously. We ask complexity in achieving food self-sufficiency is understood. Intersectoral support to achieve self-sufficiency is needed, one that can be overcome limited land," Minister of Agriculture Suswono said at work meetings
with House Commission IV in Jakarta, Monday (21/10 ).
Difficult to achieve food self-sufficiency, Minister of Agriculture said, as it requires two million hectares lands, but in fact to get the land very difficult. For example, for self-sufficiency in sugar, need 350 thousand hectares lands but until now difficult to realize. Similarly for additional land for paddy / rice, soybeans and corn.
Limited land in the Indonesian food very apprehensive. In fact, compared to other countries, the agricultural land area was minimal. In Brazil for example, soybean plantations extent of 30 million hectares. Indonesia never soybean self-sufficiency in an area of ��1.6 million hectares in 1992. However, after the International Monetary Fund (IMF) to intervene in national food policy, soybean land area currently only 700 thousand hectares.
