Ditjen Hortikultura Bendung Harga Cabai dan Bawang, Ini Kiatnya....

The Bazaar of Chilli and Shallots, Indonesian Govt Strategy to Overcome Price Spikes

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Ditjen Hortikultura Bendung Harga Cabai dan Bawang, Ini Kiatnya....
Sentra bawang merah Kabupaten Brebes, Jateng; Kepala Subdit Bawang dan Sayuran Umbi, Sukarman (inset kiri); Kepala Subdit Aneka Cabai dan Sayuran Buah, M Agung Sunusi; dan tabel pasokan bawang merah (Foto2: B2B/Mac & Tabel Ditjen Hortikultura)

Jakarta (B2B) - Melambungnya harga cabai merah dan bawang merah hingga Rp60.000 per kg dan Rp45.000 per kg akhir-akhir ini, diantisipasi oleh Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian RI dengan menggelar Operasi Pasar di kawasan Pasar Minggu dan sekitarnya pada Minggu (13/3), yang dipasok dari sentra kedua komoditas di Kabupaten Garut, Jawa Barat untuk cabai merah dan bawang merah dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur

"Pemerintah berinisiatif membeli dua ton cabai merah di Kecamatan Caringin Garut, harganya Rp30 ribu per kg di tingkat petani dan dijual Rp30 ribu per kg di sini, Alhamdulillah dampaknya dapat menekan harga hingga Rp45 ribu di tingkat pedagang di Pasar Minggu, padahal sebelumnya melambung ke Rp60 ribu per kg," kata Kepala Subdirektorat Aneka Cabai dan Sayuran Buah Ditjen Hortikultura, M Agung Sunusi kepada pers di Jakarta pada Minggu.

Dia menambahkan, lonjakan harga cabai merah akibat disparitas harga antara petani dan penjual padahal pasokannya mencukupi, dan idealnya dapat ditekan hingga Rp30.000 per kg karena saat ini beberapa sentra cabai merah seperti Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Operasi pasar ini maksudnya memberi pesan kepada pedagang dan konsumen bahwa pasokan cukup dari sentra produksi sehingga tidak perlu panik," kata Sunusi.

Sementara Kepala Subdirektorat Bawang dan Sayuran Umbi Ditjen Hortikultura, Sukarman menegaskan pemerintah membeli bawang merah sebanyak dua ton dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur dengan harga Rp20.000 di tingkat petani, dan dijual kembali kepada konsumen dengan harga yang sama.

"Tujuan pemerintah adalah menstabilkan harga bawang merah melalui operasi pasar ini, kami coba memotong biaya pengiriman bawang merah setelah dibeli para tengkulak dan dipasarkan oleh pedagang di pasar-pasar tradisional," kata Sukarman.

Jakarta (B2B) - The rising price of red peppers and shallots to 60,000 rupiah and 45,000 rupiah per kg lately, anticipated by Indonesian Agriculture Ministry´s Directorate General of Horticulture held a bazaar in Pasar Minggu tradisional market of South Jakarta on Sunday (3/13), which is supplied from production centers in Garut district of West Java province for a red chilli and shallots of Nganjuk district in East Java.

"The government took the initiative buy two tons of red peppers in District Caringin, the price 30 thousand rupiah per kg at the farm level and sold 30 thousand rupiah per kg here, Thank God able to reduce the price to 45 thousand rupiah at the level of traders in Pasar Minggu, while previous 60 thousand rupiah per kg," senior official in the directorate-general, M Agung Sanusi told reporters here on Sunday.

He added that the price fluctuations because the price disparity in the level of farmers and traders whereas supply is sufficient, and ideally can be reduced to 30,000 rupiah per kg, because the central production such as Garut district, West Java being harvested.

"The bazaar aims to give a message to traders and consumers that adequate supplies from production centers, so that they do not need to panic," Mr. Sunusi said.

While senior official in the directorate-general who handle the shallots, Sukarman said the government buy shallots as much as two tons of Nganjuk district, East Java province at 20,000 rupiah at the farm level, and resold to consumers at the same price.

"The government´s aim is to stabilize onion prices through market operations, we are trying to cut transport costs after the middlemen bought and sold by traders in traditional markets," said Sugito, who uses one name like many Indonesians.