Sentul, Bogor (B2B) - Kementerian Pertanian memberkan penghargaan kepada lima pemenang Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) lima pemenang Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) yang dinilai berprestasi memanfaatkan lahan irigasi sebagai sumber utama produksi padi nasional dalam satu daerah pelayanan sekunder tertentu.

Penghargaan diberikan oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian di Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto kepada lima P3A dari P3A Subak Tibu Beleng Kabupaten Jembrana, Bali; P3A Kola Jaya Kota Padang, Sumatera Barat; P3A Mawar Kabupaten Langkat, Sumatera Utara; P3A Mada Bodo Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, dan P3A Wargi Saluyu Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Sementara lima Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) berasal dari Gabungan HIPPA Taposab Tirta Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur; GP3A Berseri Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara; GP3A Pengasih Timur Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY); GP3A Amanat Kabupaten Tanjung Jabung Barat,  Jambi; dan GP3A Tirta Mekar Sejahtera Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

"Penilaian atas kinerja lembaga pengelola air di lahan irigasi bukan hanya sekadar ajang kompetisi untuk mencari pemenang di antara P3A maupun GP3A. Namun sekaligus sebagai sarana pembelajaran bagi seluruh kelembagaan pertanian untuk meningkatkan kinerja dalam meningkatkan produksi pertaniannya," kata Sumarjo Gatot Irianto usai memberikan penghargaan kepada P3A dan GP3A terbaik di Sentul, Bogor, Jawa Barat di sela kegiatan Temu Koordinasi Kehumasan 2013 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin malam (9/12).

Dengan demikian, kata Sumarjo, pelaksanaan pembangunan pertanian akan semakin kuat didukung oleh lembaga-lembaga petani yang handal dan maju sehingga mampu mewujudkan swasembada pangan dan kesejahateraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dia menambahkan, wadah P3A merupakan himpunan bagi petani pemakai air yang bersifat sosial-ekonomi, budaya, dan berwawasan lingkungan. P3A dibentuk dari, oleh, dan untuk petani pemakai air secara demokratis, yang pengurus dan anggotanya terdiri dari unsur petani pemakai air. P3A dalam satu daerah pelayanan sekunder tertentu dapat bergabung sampai terbentuk GP3A. GP3A dalam satu daerah irigasi tertentu dapat bergabung sampai terbentuk IP3A.

"Pemberdayaan P3A, GP3A, dan IP3A dilaksanakan melalui kegiatan motivasi, pelatihan, penyerahan kewenangan, fasilitasi, bimbingan teknis, pendampingan, kerjasama pengelolaan dan audit pengelolaan irigasi. Hubungan kerja antara P3A, GP3A, dan IP3A bersifat kerjasama, koordinatif, dan konsultatif yang selanjutnya diatur dalam AD/ART masing-masing menurut wilayah kerjanya," ungkap Sumarjo.

Dana P3A, GP3A, dan IP3A dapat bersumber dari iuran pengelolaan irigasi, sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, usaha-usaha lain yang sah menurut hukum, bantuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta bantuan dari yayasan/lembaga luar negeri. Biaya pemberdayaan P3A, GP3A, dan IP3A dapat bersumber dari APBN, APBD, dan sumber dana lain yang sah.