Produk Hortikultura Idealnya Dikendalikan dengan HPP oleh Bulog

Horticultural Products Ideally Controlled by the Government with HPP by Bulog

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu


Produk Hortikultura Idealnya Dikendalikan dengan HPP oleh Bulog
Menteri Pertanian melakukan inspeksi pasokan pangan di Pasar Jambu Dua Bogor (Foto: istimewa)

Jakarta (B2B) - Harga produk pangan sebaiknya dikendalikan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Saat ini, HPP baru diterapkan untuk komoditas pangan jenis beras.

Harapan tersebut dikemukakan Menteri Pertanian Suswono agar harga komoditas pokok seperti bawang merah, bawang putih, jagung, kedelai dan gula ditetapkan harga dasar melalui HPP.

"Idealnya memang begitu, apalagi Bulog juga pernah menangani sembilan bahan pokok dan saat ini hanya mengendalikan harga beras," kata Suswono usai melakukan panen raya di Sumbawa, NTB, Sabtu (6/4).

Dengan adanya penetapan HPP tersebut, harga komoditas pangan akan lebih stabil, karena sepenuhnya di bawah kendali pemerintah.

Peranan Bulog
Sebagaimana diberitakan, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan peranan Perum Bulog sebagai stabilisator harga pangan pokok akan diperluas menangani HPP daging dan hortikultura.

Sebelum era reformasi, Bulog berperan besar sebagai stabilisator harga berbagai komoditas. Peran itu kemudian dihapus atas rekomendasi International Monetery Fund (IMF) karena rentan menimbulkan monopoli.

Perluasan kembali peran Bulog, menurut Hatta tak akan mengganggu tata niaga pangan di Indonesia. Swasta tetap akan berperan besar. Peran Bulog, "Bila sewaktu-waktu terjadi pasar yang bergejolak, akan ada intervensi untuk itu."

Selain itu, dalam segi bisnis, pemerintah juga tak akan mengintervensi Bulog. Artinya, tak akan ada Anggaran Pendapatan dan Penerimaan Negara (APBN) dikucurkan untuk pengadaan komoditas Bulog.

Di luar produk hortikultura dan daging, Bulog akan diberikan wewenang untuk mengimpor kedelai dan menjualnya ke pasar. Keuntungan yang didapat, sebagian akan digunakan Bulog yang masih berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyerap kedelai yang dihasilkan petani lokal.

Jakarta (B2B) - Prices of food products should be controll by the Company General (Perum) National Logistics Agency (Bulog) through the establishment of the Government Purchase Price (HPP). Currently, HPP applied to rice commodity.

Expectation was expressed by the Minister of Agriculture Suswono that prices of basic commodities such as onion, garlic, corn, soybeans and sugar prices are basically set by HPP.

"Ideally it is, especially Bulog have handled nine basic commodities, but currently only control the price of rice," said Suswono after the rice harvest in Sumbawa, West Nusa Tenggara, on Saturday (6/4).

By setting HPP, food commodity prices will be more stable, because it is fully under government control.

The role of Bulog
Previously reported, the Coordinating Minister for the Economy Hatta Rajasa said Bulog´s role as a stabilizer of staple food prices will expand to handle HPP meat and horticulture.

Before the reform era, Bulog act as stabilizers prices of various commodities. The role was then removed based on International Monetary Fund (IMF) due to susceptible raises monopoly.

Expansion of the role of Bulog, according to Hatta, will not interfere with the marketing of food in Indonesia. Private sector will still play a major role. Role of Bulog, "If at any time there are volatile market, there will be intervention for that."

Additionally, in terms of business, the government will not intervene Bulog. That is, there would be no State Budget and Revenue (budget) for the procurement of commodities by Bulog.

Outside of horticulture and meat products, Bulog will get the authority to import soybeans and selling to the market. Gains derived by Bulog as State Owned Enterprises (SOEs) will use it to buy soybeans from farmers.