BPPSDMP Kementan Pantau Kemampuan Purnawidya di OKU Timur Pasca Diklat
Indonesian HR Quality of Agriculture an Important Issue to Increase Production
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Martapura, Sumatera Selatan (B2B) - Rendahnya harga jual hasil pertanian pada saat panen raya, kualitas produksi di bawah mutu pabrikan, terbatasnya sarana dan prasarana produksi, modal petani tidak memadai untuk menerapkan mekanisme tunda jual, panjangnya rantai pasokan, dan kurangnya informasi pasar mengakibatkan pendapatan petani jagung di Sumatera Selatan tergolong rendah sehingga hampir sebagian besar dari mereka sulit meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Kondisi tersebut mendorong Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian memberi pendidikan dan latihan (Diklat) kepada para petani, penyuluh pertanian, prajurit TNI AD, dan petani di Sumatera Selatan pada 2015.
"BPPSDMP selaku UPTD atau unit pelaksana teknis daerah dari dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura menjadi instansi yang bertanggung jawab meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan SDM pertanian di seluruh kabupaten dan kota di provinsi Sumatera Selatan," kata Kepala Subdirektorat Program Pusat Pelatihan Pertanian, Lia Ratna Ernalia kepada B2B di Martapura pada Sabtu (12/3).
Dia menambahkan pada 2015, BPPSDMP melaksanakan program pelatihan pengawalan produksi padi, jagung dan kedelai (Pajale) bagi petani, penyuluh pertanian, dan prajurit TNI AD khususnya bintara pembina desa (Babinsa) yang bertugas di kantor Komando Rayon Militer (Koramil) di setiap kecamatan di Sumatera Selatan untuk mendukung peningkatan produksi ketiga komoditas pangan utama, yang dicanangkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo.
Menurut Ernalia, Kepala BPPSDMP Pending Dadih Permana mengingatkan bahwa upaya peningkatan kualitas kinerja SDM pertanian dapat diwujudkan apabila kegiatan Diklat dikelola dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pasca Diklat.
"Hal itu bertujuan menghasilkan mutu alumni peserta Diklat atau purnawidya maka mengacu pada sistem manajemen Diklat berbasis competention based of training atau CBT, menjadi kewajiban kami selaku fasilitator Diklat untuk selalu mendengarkan, dan ikut menjadi bagian dalam memecahkan masalah purnawidya melalui kegiatan bimbingan tindak lanjut dan evaluasi pasca Diklat," kata Ernalia dalam perjalanan selama tujuh jam dari Palembang, ibukota Sumatera Selatan menuju Martapura, ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur.
Ernalia menambahkan, dari hasil bimbingan tindak lanjut dan evaluasi pasca Diklat diketahui permasalahan yang menjadi kendala para purnawidya, dan yang paling menonjol adalah masalah pemasaran jagung yang setiap tahun menjadi kendala para petani setempat.
Martapura, Indonesia (B2B) - The low price of agricultural products while the harvest, production quality under the manufacturer´s standard, limited production facilities and infrastructure, lack of capital farmers to bargaining with vendors, supply chains, and the constraints of market information to make a corn farmer in South Sumatra province difficult to increase agricultural production and the welfare of their families, according to the Indonesian senior official.
These conditions encourage the Agency for Human Resource Development of Agricultural (BPPSDMP) of Agriculture Ministry provide education and training to farmers, agricultural extension workers, and army soldiers in the province of South Sumatra in 2015.
"The BPPSDMP "BPPSDMP as technical executing unit area for crops and horticulture into a government agency responsible for improving the attitudes, knowledge, and skills of human resources of agricultural across counties and cities in South Sumatra province," senior official of the BPPSDMP, Lia Ratna Ernalia to B2B here on Saturday (3/12).
He added in 2015, BPPSDMP implement training programs to increase production of rice, corn and soybean to the farmers, agricultural extension workers, and soldiers of the army, especially the NCOs who served in the subdistrict military command in South Sumatra, to support increased production of the three main commodities, which announced by Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman according to instructions President Joko Widodo.
According Mrs. Ernalia, the Head of BPPSDMP Pending Dadih Permana reminds that improving the quality of agricultural HR performance can be realized if properly managed training activities include planning, implementation, monitoring and post-training evaluation.
"It aims to improve the quality of alumni trainees or called the purnawidya, referring to management systems based training competention based of training, or the CBT, we are as trainers are required to always listen, and take part in solve the problem of alumnus through the guidance of advanced and evaluation of post training," she said in seven-hour trip from Palembang city of South Sumatra capital to Martapura city, the capital of East´s Ogan Komering Ulu district.
Mrs. Ernalia added of an advanced guidance and training evaluation are known problem that the constraints of the alumni is the marketing of corn production.
