Lulus Doktor IPK 4,0, Wamentan Sudaryono Bongkar Rahasia Holding BUMN

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Lulus Doktor IPK 4,0, Wamentan Sudaryono Bongkar Rahasia Holding BUMN
POLBANGTAN BOGOR: Wamentan Sudaryono, akrab disapa Mas Dar menyelesaikan pendidikan doktoralnya dalam waktu enam tahun. Kerja kerasnya berbuah manis dengan capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yakni 4,0.

Kota Bogor, Jabar (B2B) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menorehkan prestasi akademik yang membanggakan dengan meraih gelar Doktor dari IPB University. Gelar tersebut diperoleh setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka yang digelar di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Bogor, Senin (18/12/2025), dan dihadiri sejumlah tokoh penting nasional.

Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menyelesaikan pendidikan doktoralnya dalam waktu enam tahun. Kerja kerasnya berbuah manis dengan capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yakni 4,0.

Dalam sidang tersebut, Wamentan Sudaryono mampu mempertahankan disertasi berjudul “Evaluasi dan Strategi Optimisasi Kinerja BUMN Pasca Kebijakan Holdingisasi di Indonesia.” 

Penelitian tersebut menyoroti penguatan tata kelola serta peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) setelah penerapan kebijakan holdingisasi.

"Setelah organisasi mengalami perubahan, aspek Key Strategic Performance Objective (KSPO) dan pengelolaan utang menjadi sangat krusial, sehingga penguatan organisasi dan sistem pengawasan kerja menjadi penting,” ujar Sudaryono.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan holdingisasi dinilai tepat, khususnya di sektor pertanian dan pupuk.

Menurut Wamentan Sudaryono, sektor pupuk menjadi salah satu yang paling berhasil menerapkan kebijakan tersebut dan memberikan dampak positif yang signifikan.

"Subsidi pupuk yang tadinya diujung produk akhir, dialihkan ke subsidi bahan baku, dan ini berimplikasi positif terhadap kinerja keuangan BUMN yaitu Pupuk Indonesia,” kata Wamentan Sudaryono yang juga merupakan anak petani asal Grobogan, Jawa Tengah.

Lebih lanjut, Wamentan Sudaryono mengungkapkan bahwa holdingisasi di sektor pupuk telah menghasilkan efisiensi yang signifikan. Efisiensi tersebut bahkan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Ada efisiensi 4,1 persen dan 3,6 persen yang digunakan untuk dikembalikan ke rakyat dalam bentuk diskon pupuk bersubsidi sebesar 20 persen tanpa input APBN anggaran baru," kata Sudaryono. [wisda/timhumas polbangtanbogor]

 

 

Bogor City of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.