Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013 dari Kementerian Pertanian

Competitive Agricultural Product Award 2013 from the Ministry of Agriculture

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013 dari Kementerian Pertanian
Mentan Suswono dan Ibu Mieke Suswono dan hasil inovasi produk pertanian (Foto2: B2B/Mya)

Jakarta (B2B) - Kementerian Pertanian mengadakan Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013. Tujuannya, meningkatkan daya saing produk pertanian menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA) dan apresiasi pemerintah terhadap para inovator produk pertanian dan pangan yang bernilai tambah dan berdaya saing di pasar Indonesia maupun pasar internasional.

Selain kepada inovator perorangan, pemerintah juga memberikan penghargaan kepada perusahaan yang peduli terhadap pembangunan sektor pertanian, baik dalam bentuk kemitraan maupun tanggung jawab sosial perusahaan.

"Melalui pemberian Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing ini, saya berharap dapat menjadi motivator kepada pelaku usaha, untuk terus berprestasi dan berkontribusi secara nyata dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian," kata Menteri Pertanian Suswono.

Penerima penghargaan akan memperoleh penghargaan berupa trofi dan tabungan senilai Rp15 juta, para pemenang juga akan dipublikasikan di media massa dan memperoleh pembekalan dari pakar pemasaran Hermawan Kartajaya.

Anugerah Pertanian 2013
Para penerimaan anugerah produk pertanian berdaya saing 2013 antara lain kepada Yatinah asal Pekanbaru, Riau, yang mengembangkan rengginang ubi kayu padahal bahan baku penganan ini lazimnya dari beras ketan.

Kulit pisang yang biasanya dibuang, bagi Ratna Prawira dari Sleman, Yogyakarta malah bermanfaat menjadi kerupuk kulit pisang, dengan kandungan serotanin yang berkhasiat mengatasi depresi setelah melalui uji laboratorium.

Bagi pengidap diabetes, ada kabar gembira dari inovasi Ardiansyah, peneliti pertanian dari IPB Bogor, yang mengembangkan healthy sweet dari gula aren untuk menurunkan kadar gula darah serta aman bagi penderita diabetes dan memberi efek kenyang setelah dikonsumsi.

Rendang identik dengan daging sapi, tapi bagi Zulyafetri dari Limapuluh Kota, Sumbar ternyata telur dan tapioka serta tepung beras yang dimasak dengan bumbu rendang khas Minangkabau.

Jakarta (B2B) - The Ministry of Agriculture held a Competitive Agricultural Product Award 2013. Objective is to improve the competitiveness of agricultural products in anticipation of the 2015 ASEAN Economic Community (AEC) and the government´s appreciation to the innovators of agricultural products and food that is value-added and competitive in the Indonesian market and international market.

In addition to the individual innovator, the Indonesian government also gives awards to companies who care about the development of the agricultural sector, either in the form of partnerships and corporate social responsibility.

"Through the provision of Competitive Agricultural Product Award, I hope to become motivator for entrepreneurs, contribute substantially to increase the added value and competitiveness of agricultural products," said Agriculture Minister Suswono.

Award recipients will be awarded a trophy and a savings Rp15 million per person, the winner will also be publishing in the mass media and obtain a briefing from a marketing expert Hermawan Kartajaya.

2013 Agricultural Award
Agricultural Award 2013 will be give to Yatinah of Pekanbaru, Riau, which develops rengginang cassava, raw material is usually sticky rice.

Banana skin that is usually discarded, for Ratna Prawira of Sleman, Yogyakarta useful even be crackers banana skin, containing serotanin, nutritious treat depression after a laboratory test.

For people with diabetes, there is good news from Ardiansyah, agricultural researchers in IPB Bogor, which develops healthy sweet from brown sugar, to lower blood sugar levels, as well as safe to eat by diabetics and gives satiety effect.

Rendang (beef cooked with coconut milk), by Zulyafetri of Fifty Cities, West Sumatra, replaced beef with eggs and tapioca flour plus rice cooked with spices typical of Minangkabau.