Mentan: Masalah Utama Ketahanan Pangan adalah Perubahan Iklim

MoA: The Main Problem of Food Security is Climate Change

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Mentan: Masalah Utama Ketahanan Pangan adalah Perubahan Iklim
Mentan Suswono dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Haryono (Foto: Kementan)

Bandung (B2B) - Iklim global yang berubah secara konstan di luar prediksi banyak orang, telah mengajarkan bahwa tidak ada pilihan lain selain bertindak nyata untuk keamanan pangan yang berkelanjutan di dunia. Negara-negara di  dunia perlu memperluas batas-batas nasional dan mempromosikan kerja sama internasional.

"Perjanjian Internasional tentang Sumber Daya Genetik Tanaman untuk Pangan dan Pertanian atau IT-PGRFA sebagai wujud komitmen dan harapan bersama perlu didukung untuk segera diimplementasikan secara nyata," kata Menteri Pertanian Suswono saat membuka Konferensi Internasional Keanekaragaman Sumberdaya Hayati, Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan di Bandung, Selasa (2/7).

Konferensi internasional ini dilangsungkan atas koordinasi Kementerian Pertanian dengan melibatkan para pakar dari berbagai negara yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat pada 2-4 Juli. Dilaksanakan pula The 3rd High-level Round Table on International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (IT-PGRFA). The 3rd High-level Round Table on International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (IT-PGRFA).

Menteri Pertanian Suswono bertindak sebagai chairman dan dihadiri oleh Menteri Pertanian Yaman, Farid Ahmed Mogawar; Menteri Pertanian Oman, Dr Fuad bin Jaafar al Sajwani; Menteri Pertanian Iran, Dr. Sadegh Khalilian, dan Menteri Pertanian Guinea Bissau, Simon Gomes, lembaga riset (CGIAR), perwakilan NGO serta perwakilan dari badan khusus PBB dan organisasi internasional termasuk Biodiversity International, IAEA, dan ICAR.

Mentan Suswono mengingatkan tentang Deklarasi Bali dari hasil The Ministrial Conference pada 2011. Para menteri yang hadir menegaskan komitmen mereka untuk melaksanakan perjanjian di negara masing-masing dengan mewujudkan tujuan dan ketentuan dalam kebijakan nasional masing-masing.

"Kita waktu itu, juga menyerukan kepada semua pihak untuk memberikan dukungan lebih nyata upaya ini melalui dukungan pendanaan, termasuk melalui pola Benefit Sharing-Fund," ungkap Suswono.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Haryono menambahkan, perubahan iklim membuat kesepakatan ini menjadi lebih penting daripada sebelumnya untuk melindungi sumberdaya tersebut, sebagai dasar untuk adaptasi dan mitigasi dampak perubahan.

"Pada kesempatan yang sama diadopsi Rio Six-Point Action Plan tentang Sumber Daya Genetik Tanaman untuk Pangan dan Pertanian. Upaya ini merupakan bagian dari inisiatif Indonesia bersama Brazil, melalui apa yang kita sebut sebagai Platform for Co-Development and Transfer of Technologies," tambah Haryono.

Bandung (B2B) - The global climate changes constantly beyond predictions of many people, give a message that there is no choice but to act for sustainable food security in the world. Nations in the world should expand national boundaries and promote international cooperation.

"International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture or the IT-PGRFA as a commitment needs to be supported and mutual expectations for immediate implementation," said Minister of Agriculture (MoA), Suswono when opened the the International Conference on Biodiversity, Climate Change and Food Security in Bandung, Tuesday (2/7).

This international conference was held for the coordination of the Ministry of Agriculture together with experts from various countries held in Bandung, West Java on July 2 to 4. Also held the 3rd High-level Round Table on the International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (IT-PGRFA).

MoA Suswono acting as chairman, and was attended by the MoA Yemen, Farid Ahmed Mogawar; MoA Oman, Dr Fuad bin Jaafar al Sajwani; Iran´s MoA, Dr. Sadegh Khalilian; MoA of Guinea Bissau, Simon Gomes, research institutes (CGIAR), NGO representatives and representatives of United Nations specialized agencies and international organizations including the International Biodiversity, IAEA, and ICAR.

MoA Suswono reminiscent of Bali Declaration of the results of the Ministerial Conference in 2011. The ministers in attendance affirmed their commitment to implement the agreement in each countries to realize the goals and provisions of the their respective national policies.

"We´re at that time, also calling on all the parties to provide more tangible support these efforts through financial support, including through a Benefit-Sharing Fund," said Suswono.

Head of Indonesian Agency for Agricultural Research Development the Ministry of Agriculture (IAARD) Haryono added, climate change makes this deal more important than ever to protect these resources, as a basis for adaptation and mitigation of climate change impacts.

"At the same time adopted Rio Six-Point Action Plan on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture. Effort is part of Indonesia and Brazil´s initiative, through what we refer to as the Platform for Co-Development and Transfer of Technologies," added Haryono.