Webinar Internasional: Mahasiswa Polbangtan Kementan Gali Ilmu Bisnis Pertanian dari Mancanegara
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Bogor, Jabar [B2B] - Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat [UPPM] pada Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] Bogor melakukan gebrakan akademisi, dengan webinar internasional bertajuk ´Prospect and Challenge for Floricultural Trade in International Market and Its Implications to Vocational Agribusiness Educations pada Kamis [20/7].
Webinar tersebut, salah satu kegiatan memperingati Dies Natalies Polbangtan Bogor ke-5. Sesuai judulnya, webinar mendatangkan narasumber tidak hanya akademisi dalam negeri, juga narasumber dari luar negeri.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini generasi milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.
"Pendidikan vokasi punya peran penting hasilkan petani milenial yang berjiwa entrepreneur. Melalui pendidikan vokasi kita hubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai kebutuhan dan siap untuk hal-hal baru," katanya.
Mentan Syahrul menambahkan Kementan terus memfasilitasi generasi muda agar bisa terjun menjadi petani serta wirausaha pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.
“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian ke depan menjadi pertanian modern," katanya.
Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kata Dedi Nursyamsi, juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur pertanian.
Webinar Internasional yang berlangsung secara hybrid diikuti mahasiswa Prodi Agribisnis Hortikultura sebagai audiensnya. Mahasiswa tingkat satu dan dua tersebut belajar mengenai bisnis ekspor tanaman hias dari Atase Pertanian pada Kedutaan Besar Republik Indonesia [KBRI] di Beijing, China.
Tidak hanya itu, Atase Pertanian dari KBRI di Brussel, Belgia dan Tokyo, Jepang pun ikut hadir memberikan tips dan trik serta uji kualitas ekspor tanaman hias di negara maju.
Selain meningkatkan motivasi peserta melalui talkshow terkait hortikultura, webinar internasional tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman dan prospek tantangan agribisnis di bidang florikultura.
Webinar mendapat antusiasme positif, karena peserta online mencapai hampir 300 orang serta puluhan peserta offline dari mahasiswa., baik dari kementerian/ lembaga maupun petani dan masyarakat.
Dwi, salah satu peserta online dari Manado, menyatakan bahwa komoditas unggulan daerah seperti tanaman hias, hortikultura, dan perkebunan di Indonesia sesungguhnya sudah memenuhi kualitas ekspor ke beberapa negara tujuan khususnya Cina, Jepang, dan Belgia.
Dia berharap agar atase pertanian dari ketiga negara tersebut dapat menjembatani antara petani Indonesia dengan calon buyers di luar negeri.
Ketua Penyelenggara Webinar Internasional, Arifin Tasrif mengaku puas dan bangga karena webinar tersebut berlangsung lancar dan sukses.
"Setiap tahun nantinya, webinar internasional ini patut diselenggarakan secara rutin, sebagai salah satu kinerja sekaligus prestasi Polbangtan Bogor memberikan andil bagi pertanian internasional," katanya. [wisda/timhumaspolbangtanbogor]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the PEPI, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
