Kementan Dorong Peningkatan Produktivitas Padi melalui Program IMMACo di Indramayu

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kementan Dorong Peningkatan Produktivitas Padi melalui Program IMMACo di Indramayu
POLBANGTAN BOGOR: Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto [ke-3 kanan] memantau fasilitas UPJA mendukung Program IMMACO seraya memastikan dukungan mahasiswa/i Polbangtan Bogor mendukung program Kementan.

Indramayu, Jabar (B2B) - Kementerian Pertanian (Kementan)terus berupaya meningkatkan produktivitas padi nasional melalui program Indonesian Millenial for Modern Agriculture Corporation (IMMMACo). 

Program ini merupakan inisiatif strategis untuk memperluas lahan produktif dan mengintegrasikan sub sektor terkait, guna memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman situasi dunia dalam kondisi tidak menentu dengan sekitar 60 negara mengalami krisis pangan, kemudian 900 juta penduduk dunia terdampak krisis pangan tersebut. 

"Jangan sampai krisis pangan ini singgah di republik yang kita cintai ini," ujar Mentan.

Sejalan dengan arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengungkapkan bahwa petani dan penyuluh pertanian adalah aktor utama dalam peningkatan produksi padi nasional dengan cara Perluasan Areal Tanam (PAT) sehingga luas panen bertambah serta meningkatkan produksi padi.

Salah satu implementasi program IMMACo dilakukan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Bersama dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu, Kementan mengembangkan kawasan seluas 10.000 hektar sawah melalui pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang lebih profesional dan mandiri berbasis korporasi.

Pengembangan ini dilakukan tanpa mengambil alih kepemilikan usaha yang sudah ada, namun lebih pada peningkatan manajemen dan kelembagaan usaha agar lebih efektif dan efisien.

UPJA merupakan layanan yang menyediakan jasa sewa alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk membantu petani mengelola usahatani tanaman pangan, khususnya padi. 

Dengan adanya UPJA, diharapkan lahan yang dapat dilayani semakin luas, produksi padi meningkat, serta pendapatan dan kesejahteraan petani setempat ikut terangkat.

Pengembangan UPJA di Indramayu akan didukung oleh SDM pertanian yang terdiri dari mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), Politeknik Enjiniring Pertanian (PEPI), siswa SMK Pertanian, alumni, dan petani milenial. 

Mereka akan berperan dalam pendampingan pengembangan korporasi IMMACo, pengawalan pemanfaatan program pemerintah, serta pelaporan aktivitas harian, mingguan, dan bulanan.

“Kami merasa sangat terbantu dengan adanya program IMMACo dan pengembangan UPJA di daerah kami. Bantuan dari Kementerian Pertanian tidak hanya memberikan kami akses ke peralatan dan mesin pertanian yang lebih canggih, tetapi juga pendampingan yang sangat berguna untuk mengelola usaha tani kami dengan lebih baik." ujar H. Taryono, Ketua Poktan Sari III, Desa Wanasari

Dengan pelaksanaan yang terstruktur dan didukung oleh berbagai pihak, program IMMACo diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan produktivitas padi nasional dan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. [agm/wisda/timhumas polbangtanbogor]

Indramayu of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.