Kepala Daerah Diminta Lebih Peduli pada Penderitaan Petani
Regional Heads Required More Care to the Plight of Farmers
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Padang (B2B) - Menteri Pertanian Suswono meminta kepala daerah meningkatkan kepedulian pada nasib petani. Caranya, bisa dengan membeli produk pertanian jika harganya anjlok, dan membantu pemasaran. Sudah lama diketahui, selama ini yang menikmati untung lebih besar adalah pedagang produk pertanian, bukan petaninya.
Menurutnya, nasib petani Indonesia masih ironis. Hampir 60 persen penerima raskin (beras miskin) adalah petani. Padahal mereka yang menghasilkan produk pertanian. Keuntungan hasil penjualan pertanian itu belum mereka nikmati.
"Untuk 1 kg tomat saja, petani hanya mendapatkan uang Rp300, sedangkan di pasar modern tomat yang sama dijual Rp 6 ribu per kg,” ungkap Suswono pada penutupan Hari Pangan Sedunia (HPS) di halaman gedung TVRI Sumbar, Minggu (3/11).
Ia mengingatkan kepala daerah jangan lepas tangan terhadap nasib petani. Mentan mencontohkan bagaimana Pemda Bantul membantu petani. Bantul menyiapkan anggaran sebesar Rp5 miliar untuk menanggulangi harga produk pertanian. Jika harga murah, anggaran itu digunakan membeli. Setidaknya, kerugian petani tak terlalu besar.
“Saya berharap kepala daerah lain juga melakukan hal yang sama. Jangan lagi petani menjadi yang terbanyak penerima raskin,” ujarnya.
Peringatan ke-33 HPS telah memberikan makna untuk terus meningkatkan pembangunan pangan di Indonesia. Tahun lalu tema HPS fokus pada produktivitas, tahun ini lebih difokuskan pada diversifikasi pangan. Setiap daerah memiliki pangan lokal. Dengan pangan lokal yang beragam tersebut, Indonesia tidak akan kekurangan pangan. Asalkan tidak mengidentifikasikan pangan pokok itu adalah nasi.
”Hendaknya dapat dijadikan budaya. Pejabat daerah diminta untuk terus menggiatkan sosialisasi. Mulai dari diri sendiri untuk mengkampanyekan agar pangan pokok tersebut bukan beras,” imbaunya.
Padang (B2B) - The regional heads required by the Minister of Agriculture Suswono to more care to the plight of farmers. How, can buy agricultural products when the price dropped, and assist marketing. Has long been known, for these who enjoy greater profits are traders, not farmers.
According to him, the fate of Indonesian farmers still ironic. Nearly 60 percent of recipients of rice for the poor, is a farmer. In fact, those who produce food products. Sales profit agricultural products is not the farmers get the benefits.
"For 1 kg of tomatoes, farmers only get 300 profit, while at the same market turns tomatoes sold at Rp 6 thousand per kg," said Suswono when closed commemoration of World Food Day (HPS) in Padang, West Sumatra, on Sunday (3/11).
He reminded the head of the region do not wash their hands to the plight of farmers. Suswono exemplifies how Bantul district help farmers, by setting up local budgets Rp 5 billion to cope with the price slump. As prices fall, the budget was used for buy from farmers, so that farmers are not too lose.
"I hope other local leaders to do the same. No more farmers, as the recipient of rice for the poor who are the most numerous," he said.
Commemoration of World Food Day-33 is expected to raise the spirit for increase food production in Indonesia. Last year, the theme of the event is to increase productivity, this year focusing on diversification. Because, every region has a diversity of local food it is, Indonesia will not be short of food products.
