Generasi Unggul Disiapkan, Dorong Milenial Implementasi Smart Farming

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Generasi Unggul Disiapkan, Dorong Milenial Implementasi Smart Farming
POLBANGTAN BOGOR menjadi tuan rumah Pelatihan Agribisnis Smart Farming menghadirkan penyanyi dan peternak, Jenita Janet [kiri] pada talkshow MAF yang dipandu Kapusdik Idha Widi Arsanti [kanan] yang dibuka Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.

Bogor, Jabar [B2B] - Perkembangan dunia pertanian di Indonesia melaju pesat seiring kecanggihan teknologi saat ini. Momentum itu harus menjadi penyemangat bagi generasi milenial untuk mengembangkan agribisnis yang menjanjikan baik di pasar domestik maupun global.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tiada henti memotivasi generasi milenial tentang penerapan smart farming sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pertanian saat ini dan ke depan dihadapkan pada tantangan besar, perubahan iklim dan pandemi. 

"Untuk bersaing di era 4.0, lima hal harus dipegang oleh petani milenial yakni rencana, antusias, ilmu  pengetahuan, keterampilan dan aksi nyata. Jika itu semua ada di genggaman kalian, impianmu pasti akan terwujud," kata Mentan Syahrul.

Saat membuka Pelatihan Agribisnis Smart Farming yang diselenggarakan di Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] di Bogor, Sabtu [19/02], Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pertanian modern dengan teknologi smart farming merupakan sistem yang terkait erat antar subsistem, hulu hingga hilir, yang didukung tenaga kerja dan lembaga pendukung unggulan. 

"Smart farming didefinisikan sebagai sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas," kata Dedi.

Teknologi dimaksud adalah smart green house, fertigasi berbasis internet of things (IoT), unmanned aerial vehicle (UAV), dan the normalized difference vegetation index [NDVI] dan image processing. 

"Penerapan smart farming dapat memberikan efisiensi biaya dan waktu produksi, peningkatan kualitas dan skala usaha serta mitigasi iklim melalui penggunaan sumberdaya alam secara bijak", tegas Dedi.

Di hadapan peserta pelatihan yang merupakan perwakilan dari 15 kabupaten lokasi Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services [YESS] serta peserta Milienial Agricultural Forum (MAF) secara hibrid, daring dan luring, Dedi menegaskan generasi muda merupakan modal utama pembangunan pertanian.

"Tentunya, kita harus bangun ini dengan meningkatkan daya intelektual seluruh stakeholders utamanya petani milenial. Selain itu, saat ini kita sudah lama digempur oleh pandemi Covid-19 serta perubahan iklim. Namun, kita tidak boleh berkurang sedikitpun soal produktifitas. Solusinya adalah smart farming atau pemanfaatan internet of things," katanya.  

Dedi pun menyampaikan kegiatan pelatihan Agribisnis Smart Farming merupakan upaya Kementan membangun ekosistem pemberdayaan milenial melalui pembinaan dan pengembangan ekosistem pertanian digital [IoT] dari hulu ke hilir, serta meningkatkan inklusi keuangan terutama melalui Kredit Usaha Rakyat [KUR].

"Kementan melalui program YESS berupaya mengajak generasi milenial melakukan penerapan teknologi pertanian dan berorientasi agribisnis serta mencetak pengusaha pertanian milenial di bidang smart farming yang mampu akses pembiayaan melalui KUR serta membentuk kemitraan usaha agribisnis", tegas Dedi.

Pelaksanaan pelatihan agribisnis smart farming dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek pencapaian hasil kegiatan, prosedur pengadaan barang dan jasa, pengelolaan keuangan, sistem monitoring dan evaluasi, serta pelaporan. 

Pada kesempatan yang sama, pengusaha peternakan asal Bandung Barat, Jenita Janet mengungkapkan banyak ruang yang bisa digarap kaum muda milenial untuk berhasil dalam dunia agribisnis.

"Wah bisa cuan banget ini dengan mengembangkan sektor pertanian jadi kaum milenial jangan ragu lagi deh untuk mencari peluang untuk mengembangkan usaha di dunia agro bisnis," kata Jenita, penyanyi dangdut yang kondang dengan one hit wonder, Direject. [timhumaspolbangtanbogor]

Bogor of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.