Swasembada Pangan, Rembuk Madya KTNA 2025 Songsong Penas Gorontalo 2026
Indonesian Govt will hold 2026 National Farmers and Fishermen´s Week
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Gorontalo [B2B] - Menyongsong kegiatan Pekan Nasional Tani dan Nelayan [KTNA] ke-17 di Gorontalo, dijadwalkan berlangsung pada Juni 2026, maka Kementerian Pertanian RI bersama Pemerintah Provinsi [Pemprov] Gorontalo menggelar Rembuk Madya Kontak Tani Nelayan Andalan [KTNA] Nasional 2025 di Gorontalo, Kamis malam [12/6].
Kegiatan Rembuk Madya KTNA 2025 dibuka oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementan [Pusluhtan] Tedy Dirhamsyah. Hadir Kepala Dinas Pertanian Pemprov Gorontalo, Muljady D Mario mewakili Gubernur Gusnar Ismail dan Ketua Umum KTNA, H Muhammad Yadi Sofyan Nur.
Persiapan Penas KTNA 2025 sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tentang tujuan Penas KTNA untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dan nelayan, serta mendorong inovasi dan penerapan teknologi pertanian dan perikanan.
"Memperluas jaringan kerjasama antar petani dan nelayan. Memperkenalkan produk pertanian kepada masyarakat luas dan meningkatkan ketahanan pangan nasional, untuk mewujudkan swasembada pangan," katanya.
Momentum Penas KTNA juga sangat penting untuk menyatukan visi dan pandangan seluruh masyarakat dan pemangku kebijakan dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Idha Widi Arsanti bahwa kegiatan Penas KTNA merupakan ajang silaturahim akbar petani dan nelayan seluruh Indonesia dan juga forum unjuk gigi inovasi dan teknologi pertanian.
"Penas KTNA tidak hanya akan menampilkan teknologi inovasinya, akan tetapi juga produk-produk pertanian, baik yang dalam bentuk natural maupun olahan," katanya.
Kapusluh di Gorontalo
Sementara Kapusluh Kementan, Tedy Dirhamsyah saat membuka Rembuk Madya KTNA 2025 menyatakan kebanggaannya bisa hadir di Gorontalo dan bertemu dengan para tokoh petani dan nelayan dari seluruh Indonesia.
Tedy juga menyoroti peran strategis petani dan nelayan sebagai pahlawan dalam pembangunan pertanian dan ketahanan pangan nasional, terutama saat krisis seperti pandemi Covid-19.
“Sektor pertanian adalah hal yang tidak bisa dianggap remeh. Terbukti pengalaman tahun 1998 dan pandemi Covid-19 di mana sektor pertanian menjadi tulang punggung perekonomian,” kata Tedy Dirhamsyah.
Kapusluh Kementan menyampaikan harapan agar Penas 2026 di Gorontalo dapat menampilkan hasil karya optimal dari para petani dan nelayan, sesuai dengan upaya Kementan mendorong pertanian maju, mandiri, dan modern.
Dalam sambutannya, Ketua Umum KTNA, Muhammad Yadi, menyampaikan optimisme terhadap penyelenggaraan Penas 2026 di Gorontalo.
“Kita punya target 30 ribu peserta yang bisa hadir di Gorontalo,” ujarnya.
Dia menyoroti pentingnya mencapai target ini sebagai cerminan keberhasilan acara, seraya membandingkan dengan Penas 2023 di Padang yang berhasil mencapai 30 ribu peserta, meskipun awalnya ditargetkan 40 ribu.
Kapusluh Tedy Dirhamsyah berharap Rembuk Madya KTNA Nasional 2025 ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan-keputusan penting untuk kesuksesan Penas ke-17 di Gorontalo, yang akan menjadi wadah bagi petani dan nelayan untuk bersilaturahmi, bertukar pengalaman, dan menunjukkan hasil karya terbaik mereka.
Adapun tema utama Penas kali ini adalah ´Transformasi Teknologi untuk Swasembada Pangan´ yang menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam memajukan sektor pertanian dan perikanan di Indonesia. [liene/pusluhtan]
Gorontalo [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers income in irrigated areas and swamp areas.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
After that, the meeting continued via hybrid to evaluate agricultural land optimization, pumping, and additional agricultural area.
The meeting participants agreed to increase cooperation between various parties to ensure efficient and strategic land use.