Kinerja BPPSDMP, 45 Petani Milenial Dukung Fod Estate Humbahas

Indonesia Developing the Food Estate in Central Borneo Province

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kinerja BPPSDMP, 45 Petani Milenial Dukung Fod Estate Humbahas
PENDAMPINGAN PETANI: Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi [kacamata] bersama mahasiswa dan alumni Polbangtan di Food Estate Humbahas [Foto: Pusdiktan]

Humbahas, Sumut [B2B] - Kehadiran Presiden RI Joko Widodo di wilayah pengembangan lumbung pangan baru [food estate] di Kabupaten Humbang Hasundutan [Humbahas] Provinsi Sumatera Utara, Selasa [27/10] membawa optimisme bagi sektor pertanian. 

Selain Humbahas, pengembangan food estate [FE] di Sumut tersebar di kabupaten lain seperti Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Pakpak Bharat. 

"Di sini ada lahan 60 ribu hektare, yang akan digunakan untuk food estate seluas 30 ribu hektar, difokuskan untuk menghasilkan komoditas pangan kentang, bawang merah dan bawang putih," kata Jokowi.

Hadir mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. 

Mentan Syahrul menginstruksikan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] mendukung SDM pertanian dalam pengembangan FE Humbahas. Pengawalan dan pendampingan kesiapan SDM pertanian di antaranya coaching baseline survey, untuk mengetahui potensi wilayah dan memahami situasi lapangan di kawasan FE Humbahas oleh 45 petani milenial. 

Mereka terdiri atas 30 mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] Medan, lima mahasiswa Universitas Tapanuli Utara dan 15 sarjana pertanian, terdiri atas 10 sarjana terapan Polbangtan Medan dan lima sarjana Universitas Sumatera Utara [USU]. 

Program FE Humbahas seperti halnya Provinsi Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur [NTT] untuk mengantisipasi terganggunya produksi pertanian, penurunan daya beli masyarakat terhadap produk pertanian dan terganggunya distribusi pangan. 

"Bukan cuma itu, kekhawatiran petani terpapar Covid-19, potensi terjadinya krisis pangan, alih fungsi lahan pertanian produktif dan terganggunya stok pangan nasional, juga mendasari pengembangan food estate di seluruh Indonesia," kata Mentan Syahrul. 

Sehari sebelum kunjungan Presiden Jokowi, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi melakukan pertemuan di BPP Pollung. 

"Kita akan memastikan pendampingan petani food estate berjalan maksimal, khususnya korporasi petani. Para mahasiswa pendamping dapat praktik serta menerapkan llmu pengetahuan dari bangku kuliah,” kata Dedi.

Dia mengingatkan mahasiswa dan penyuluh BPP Pollung, sudah bukan jamannya lagi petani hanya fokus on farm. Petani harus berjiwa usaha, produk pertanian harus diolah sehingga bernilai nilai tambah, dan pada akhirnya kesejahteraan petani meningkat. 

"Korporasi solusinya. Korporasi petani yang akan dibentuk berorientasi bisnis, sehingga petani dan pengurus korporasi mendapat keuntungan," kata Dedi.

Selain penumbuhan korporasi, Badan PPSDMP juga menggelar pelatihan tematik teknologi terapan hortikultura, dilaksanakan sejak September 2020 yang diikuti oleh petani dan penyuluh. Saat ini BPP Pollung telah memasuki angkatan ke 12. 

Melihat antusiasme 35 mahasiswa dan alumni peserta pelatihan, Kepala Pusat Pendidikan [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti meyakini tak hanya kapasitas petani meningkat tetapi kapasitas mahasiswa dan alumni pun meningkat. 

"Mahasiswa dan alumni sebagai petani muda harus menjadi pelopor pembangunan pertanian, karena itu setiap insan pertanian harus bekerja keras demi ketersediaan pangan bagi masyarakat," kata Santi.

Humbang Hasundutan of North Sumatera [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.