Mentan Pantau Ancaman Kekeringan di Tangerang
Indonesian Minister Monitor Effects of Drought in Banten
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Tangerang, Banten (B2B) - Setelah melakukan kunjungan kerja selama tiga hari di Kalimantan pada 10-12 Agustus 2015, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman melakukan blusukan ke Kecamatan Mauk di Kabupaten Tangerang, Banten yang tengah dilanda kekeringan.
Menteri Amran Sulaiman yang tiba di Jakarta dari Samarinda, Kalimantan Timur pada Kamis pagi (13/8) langsung menuju Desa Ketapang. Turut hadir Gubernur Banten Rano Karno, dan Bupati Tangerang Zaki Iskandar. Sementara dari Kementerian Pertanian RI tampak hadir Kepala Bagian Humas, Marihot H Panggabean.
Amran Sulaiman mengatakan dari hasil kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur pada Senin hingga Rabu pekan ini, dampak fenomena El Nino hanya melanda wilayah di selatan Khatulistiwa sementara di utara Khatulistiwa mulai turun hujan, sehingga tak heran sebagian besar kegiatannya di Kalimantan adalah melakukan panen raya padi sekaligus berdialog dan menyalurkan bantuan alat mesin pertanian.
"Kalimantan justru tidak dilanda kekeringan, saya juga sudah cek di Aceh dan Sumatera Utara malah hujan deras. Begitu saya terima laporan ancaman kekeringan di Banten, pulang dari Kalimantan saya langsung ke sini. Saya ingin lihat langsung, kemudian koordinasi dengan pemerintah daerah maupun instansi terkait untuk mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang," kata Amran Sulaiman.
Gubernur Rano Karno melaporkan luas lahan pertanian terdampak kekeringan di proviinsi Banten diperkirakan mencapai 21 ribu hektar, dan luas lahan sawah yang gagal panen atau puso sekitar 200 hektar.
Menyikapi hal itu, Menteri Amran Sulaiman menyerahkan secara simbolis bantuan mesin pompa air sebagai solusi jangka pendek. "Kami akan mendukung pembuatan sumur dangkal dan embung sebagai solusi jangka panjang untuk mengairi lahan pertanian di Banten."
Tangerang, Indonesia (B2B) - After a three-day working visit in Borneo at 10-12 August 2015, the Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman monitor to find solutions of to the impacts of drought in Mauk village of Tangerang district in Banten province on Thursday (8/13).
Minister Amran Sulaiman who arrived in Jakarta from Samarinda, East Borneo province on Thursday (13/8) went to Ketapang village. Also attended Banten Governor Rano Karno, and Tangerang Regent Zaki Iskandar, and the ministry seemed present Head of Public Relations, Marihot H Panggabean.
Mr Sulaiman said of working visit to Central Borneo, South Borneo and East Borneo on Monday through Wednesday this week, El Nino only have an impact on the area south of the Equator, while in the north of the Equator started to rain. No wonder if most of the minister activities in Borneo to harvest rice, dialogue with the farmers, and provide assistance agricultural machinery.
"Borneo is not hit by the drought, I also have to monitor to Aceh and North Sumatra had started to rain. Having heard Banten threatened by drought, after come back from Borneo, I was quickly came here. I want to see it, then coordination with local governments and related institutions, for seeking short-term solutions and long-term solutions," he said.
Governor Rano Karno report of agricultural land affected by drought in Banten proviinsi estimated nearly 21,000 hectares, and damaged about 200 hectares of rice fields.
In response, Mr Sulaiman handed engine water pump as a short-term solution. "We will support the creation of shallow wells and ponds as a long-term solution to irrigate agricultural land in Banten."
