Mahasiswa Polbangtan Kementan Sukses Beternak Sapi

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Novita Cahyadi


Mahasiswa Polbangtan Kementan Sukses Beternak Sapi
POLBANGTAN BOGOR: Mahasiswa Semester 3 Polbangtan Bogor, Dandy sukses tekuni beternak sapi dengan bimbingan manajemen Teaching Factory (TEFA) Jurusan Peternakan yang memfasilitasi kandang, pakan hijauan serta pelatihan budidaya dan penggemukan sapi potong.

Bogor, Jabar [B2B] – Beternak sapi masih sangat menjanjikan. Sayangnya, meski peluang itu besar, tidak banyak pemuda yang menggeluti bisnis itu. Kampus Jurusan Peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] Bogor ada beberapa mahasiswa yang dikelompokan dalam program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian [PWMP] menggeluti usaha penggemukan sapi potong

Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia [BPPSDM], memfasilitasi unit pelaksana teknis pendidikan salah satunya Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] Bogor untuk mengembangkan  unit peternakannya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian Indonesia harus mengarah ke pertanian maju, mandiri, modern.

"Untuk mendukung itu, petani milenial mempunyai peran penting. Khususnya untuk kemajuan pembangunan pertanian saat ini. Karena, untuk melanjutkan pembangunan di sektor pertanian dibutuhkan dukungan dari SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Dan tentunya itu bisa didapatkan dari bangku pendidikan vokasi," kata Syahrul.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, di tangan milenial dan generasi Z pembangunan pertanian akan dijalankan.

"Mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia," tegas Dedi.

Banyak generasi muda yang malu untuk memulai bisnis, apalagi dalam bidang peternakan sapi. Namun hal itu tak berlaku bagi Dandi, salah satu mahasiswa semester III yang masih aktif berkuliah.

Bergelut dengan usahanya yang mampu meraup banyak keuntungan tidak lantas membuatnya lupa dengan pendidikan. Rupanya jiwa usahanya menurun dari keluarga. Namun, Dandi mengungkapkan bahwa tidak ada satupun anggota keluarganya yang menekuni usaha di bidang peternakan.

"Sampai saat ini sudah ada 14 ekor sapi potong yang dikembangkan oleh beberapa kelompok PWMP degan beberapa jenis sapi seperti sapi Peranakan Ongol [PO], sapi Pegon dan sapi Sumba Ongol [SO]," ujar Dandi.

Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan kelompok ternak ini, diantaranya mulai dari pemilihan bibit, penentuan kandang, sumber bahan pakan, sampai manajemen pemeliharaan hingga pemasaran.

Sampai saat ini sudah ada beberapa peternak sekitar yang menawar untuk membeli ternak sapi tersebut hingga 34.000.000 untuk 2 ekor padahal harga beli 2 bulan lalu hanya 28.000.000 per dua ekor. Artinya dalam penggemukan 2 bulan tersebut sudah mendapat keuntungan 6.000.000.

Hal tersebut tidak terlepas dari bimbingan manajemen Teaching Factory [TEFA] Jurusan Peternakan yang memfasilitasi kandang, pakan hijauan serta pelatihan budidaya dan penggemukan sapi potong sehingga mahasiswa yang memilih beternak sapi dapat menjalankan usahanya dengan standar yang baik. [wisda/timhumaspolbangtanbogor]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.