Jeruk, Nilai Impornya Mencapai Rp4 Triliun per Tahun
Orange Import Reaches IDR4 Trillion per Year
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Defisit perdagangan di subsektor hortikultura hingga September 2013 mencapai US$876,97 juta atau turun dari US$1,35 miliar sepanjang 2012. Impor jeruk dan bawang putih merupakan komoditas terbesar penyumbang defisit tersebut disusul buah apel, anggur dan pir.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim meminta pengusaha hortikultura meningkatkan ekspor nanas, manggis, salak, mangga dan pisang untuk mengurangi defisit perdagangan di sektor hortikultura.
“Impor jeruk saja rata-rata per tahun mencapai Rp4 triliun, ini paling tinggi selain bawang putih,” kata Hasanuddin Ibrahim di Jakarta, Selasa (7/1).
Menurutnya, salah satu upaya pemerintah untuk menekan defisit adalah meningkatkan ekspor komoditas hortikultura unggulan, sementara kementeriannya berusaha meningkatkan produksi hortikultura lokal.
Sementara itu, untuk bawang putih, dia menyebutkan pertanian bawang putih dalam negeri mulai terbupuk semenjak masuknya bawang putih impor terutama dari China. Harga produk impor tersebut telah merusak harga dalam negeri sehingga petani enggan menanam komoditas ini dan beralih ke komoditas lainnya.
Saat ini, pihaknya mengakui kesulitan mengembangkan komoditas ini selain adanya serbuan produk impor, komoditas ini merupakan komoditas sub tropis sehingga hanya lahan tertentu saja yang dapat ditanami komoditas ini.
Jakarta (B2B) - Based on the data as released by the Indonesian Agriculture Ministry, the trade deficit in horticulture sector of up to September 2013 was at US$876.97 million and US$1.35 billion along 2012. Garlic and orange are two largest commodities to deficit contribution, followed by apple, grape, and pear.
Horticulture Director General Hasanudin Ibrahim urged the businessmen to increase the export of horticulture products such as pineapple, mangosteen, salak, mango, and banana in order to reduce the trade deficit.
“The orange import is approximately reaching IDR4 trillion per year, the highest gained other than garlic,” he said, Tuesday (1/7).
He said one of the efforts made to reduce the deficit is by increasing commodity export of leading horticulture, while the ministry strives to increase the local horticulture production.
Meanwhile, for garlic, the import product prices has ruined the domestic prices that made the farmers are reluctant to plant the commodity and turning to other commodities.
The government has admitted the difficulties in developing garlic commodity. Besides being assaulted by import products, garlic becomes sub tropical commodity which could only be planted in certain kind of soil. Most of the products are subtropical commodities which are not possibly to be cultivated in local.
