Mentan: Pemerintah Antisipasi Produksi Beras September-Oktober 2015

Indonesia`s Stock Food is Safe No Need to Import

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Mentan: Pemerintah Antisipasi Produksi Beras September-Oktober 2015
Mentan Amran Sulaiman keliling Indonesia meninjau fasilitas irigasi dan dampak kekeringan di seluruh Indonesia, termasuk ke Banten didampingi Gubernur Banten Rano Karno (insert) Foto2: B2B/Mya

Tangerang, Banten (B2B) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan kementeriannya sudah melakukan antisipasi El Nino lebih awal sejak Januari, dengan membangun irigasi tersier, sampai dengan hari ini 1,3 juta hektar. Kemudian juga ada pompa kurang lebih 21 ribu unit.

“Yang kita antisipasi adalah bulan September-Oktober. Tetapi kita sudah melakukan langkah-langkah antisipasi seperti pompanisasi, embung, dam parit, dan sumur dangkal,” kata Menteri Amran Sulaiman kepada pers di sela kunjungan kerja memantau dampak kekeringan di Kecamatan Mauk, Tangerang, belum lama ini.

Menurutnya, langkah-langkah antisipasi dari Kementan meliputi sarana dan prasarana irigasi tersier 1,3 juta hektar, dan mesin pompa air juga sudah diserahkan kepada petani.

Menurut Mentan, Indonesia ini endemis kekeringan ada 200 ribu hektar. Tahun lalu, sekitar 159 ribu hektar mengalami kekeringan, banjir, dan hama. Tahun ini, karena ada antisipasi lebih awal, karena dengan membentuk  tim khusus, namanya Upsus (Upaya Khusus), kita berhasil menyelamatkan kurang lebih 100 ribu hektar sawah.

Mentan berharap, dengan telah dilakukannya berbagai macam langkah antisipasi menghadapi El Nino, proyeksi produksi padi dapat mencapai 75,5 juta ton, sesuai dengan angka ramalan (Aram) Badan Pusat Statistik (BPS).

Dia menambahkan, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah melaporkan bahwa di akhir Oktober sudah mulai turun hujan. “Jadi mudah-mudahan kemarau tidak sampai lebih dari bulan Oktober.”

Provinsi yang diperkirakan masih terancam kekeringan antara lain Indramayu dan Cirebon di Jawa Barat; Demak, Pati, Grobogan di Jawa Tengah; Bojonegoro di Jawa Timur; dan Timor Tengah Selatan di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mengenai stok pangan untuk beberapa bulan ke depan, Mentan Amran Sulaiman meyakinkan masih aman yaitu sebesar 1,5 juta ton. “Stok tersebut dianggap aman sehingga tidak perlu impor, karena impor adalah pilihan paling terakhir.”

Tangerang, Banten (B2B) - Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman argued that his ministry already anticipating the impact of El Nino early since January, to build tertiary irrigation, until now already 1.3 million hectares. Then there are pumps of approximately 21 thousand units.

“As we anticipated are the months from September to October. However, we have done the steps of anticipation as pumping, reservoir, trenches dam, and shallow wells," Minister Sulaiman said in working visit to Tangerang district of Banten province, recently.

Anticipative measures, Minister of Agriculture said that all already running. Physically, this time for tertiary irrigation of 1.3 million hectares. The pumps has also been handed over to the farmers.

He added, Indonesia endemic drought covers an area of 200,000 hectares, last year, about 159,000 hectares of drought, floods, and pests. This year, because there is anticipation early, then formed a special team, that is called ´Upsus´ or  Special Effort program, can managed to save approximately of 100,000 hectares.

Minister Sulaiman hoped with already done various steps to anticipate the El Nino, rice production is projected to reach 75.5 million tons as according to the forecast figures Central Statistics Agency.

He added, the Meteorological, Climatology and Geophysics Agency has been explained at the end of October already raining. “So hopefully dry season only until October.

According to Minister of Agriculture, areas that roughly would still suffer from drought are West Java: Indramayu, Cirebon. Central Java: Demak, Pati, Grobogan. East Java: Bojonegoro; and NTT: South Central Timor.

Regarding the food stocks for the next few months, Minister Sulaiman convince that are safe, amounting to 1.5 million tons. “The stock is considered safe so it does not need to be imported, because import is the last option.”