Rakernas Pertanian 2014 Implementasikan Rencana Aksi Bukitinggi
2014 National Working Meeting of Agricultural
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Pemerintah akan mengupayakan peningkatan produksi pangan utama nasional sesuai Rencana Aksi Bukittingi yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dengan menargetkan produksi padi tumbuh 8,04% dari 70,87 juta ton menjadi 76,57 juta ton.
"Melalui implementasi Rencana Aksi Bukittingi, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan produksi jagung 12,48% dari 18,51 juta ton menjadi 20,82 juta ton, kedelai tumbuh 85% dari 0,81 juta ton menjadi 1,5 juta ton, gula pasir tumbuh 22,05% dari 2,54 juta ton menjadi 3,10 juta ton dan daging sapi tumbuh 23,26% dari 0,43 juta ton menjadi 0,53 juta ton," kata Menteri Pertanian Suswono saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2014 di Jakarta, Selasa (7/1).
Suswono menambahkan, dalam rangka pengamanan dan stabilisasi harga maka bawang merah dan cabai juga menjadi fokus perhatian untuk meningkatkan produksinya agar tidak terjadi gejolak harga.
Apabila target tersebut dapat dicapai, kata Suswono, secara umum diperkirakan kebutuhan pangan utama nasional sebagian besar dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri kecuali kedelai, daging dan gula diharapkan jumlah impornya tidak terlalu besar.
"Guna mencapai target pembangunan pertanian tersebut, Kementerian Pertanian tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus sinergi dengan kementerian/lembaga nonkementerian lainnya, pemerintah daerah dan para pelaku dunia usaha pertanian berkomitmen untuk mendukung pencapaian Rencana Aksi Bukittingi," kata Suswono.
Rakernas Pertanian 2014 diikuti Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, Sekjen Kementan Hari Priyono, para pejabat eselon satu dan dua di Kementan, para pejabat yang mewakili Kantor Menko Perekonomian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, para kepala dinas dan badan di dinas pertanian provinsi dari seluruh Indonesia.
Suswono menambahkan, Rakernas pertanian merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap awal tahun untuk membahas kinerja tahun 2013 yang lalu serta melakukan berbagai langkah perbaikan dan percepatan pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 agar kinerja capaiannya seusai dengan target yang diharapkan.
"Kita sadari bersama bahwa tahun 2013 bukanlah tahun yang mudah dalam melaksanakan pembangunan pertanian, karena tantangan lingkungan strategis yang dihadapi antara lain tingginya konversi lahan pertanian, keterbatasan lahan untuk perluasan areal baru lahan pertanian, belum memadainya infrastruktur pertanian khususnya jaringan irigasi dan sarana transportasi pertanian," tambahnya.
Dia menambahkan, kendala lain belum berkembangnya industri hilir, sistem logistik yang belum baik dan masih terbatasnya dukungan pembiayaan sektor pertanian. Selain itu anomali iklim khususnya kemarau basah dan gejolak harga pangan global juga turut berpengaruh menekan terhadap upaya-upaya peningkatan produksi pertanian Indonesia.
Jakarta (B2B) - The Indonesian government will strive to increase the national production of major food according Bukittingi Action Plan launched by President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), targeting rice production to grow 8.04% from 70.87 million tons to 76.57 million tons.
"Through the implementation of the Action Plan Bukittingi, the government expects corn production increasing 12.48% to 20.82 million tons from 18.51 million tons, soybeans to grow 85% to 1.5 million tons from 0.81 million tons, sugar production to grow 22.05% to 3.10 million tons from 2.54 million tons, and beef increasing 23.26% to 0.53 million tonnes from 0.43 million tonnes," said Agriculture Minister Suswono opened the 2014 National Working Meeting Agricultural Development in Jakarta, Tuesday (7/1).
Suswono added, stabilization of prices of onion, and peppers are also a concern of government to increase production in order to avoid price volatility.
He estimated domestic food production to meet the needs of major national food except soy, meat, and sugar but the government expects limited imports.
"Achievement of the national agricultural development, the Ministry of Agriculture should be synergy with the ministry / other non-ministerial agencies, local governments and agricultural entrepreneurs to support the Bukittingi Action Plan," Suswono said.
2014 National Working Meeting of Agricultural was
attended by Rusman Heriawan, Deputy Agriculture Minister; Hari Priyono, secretary general of the ministry of agriculture, the echelon one and two in the Ministry of Agriculture, officials who represent the Coordinating Ministry for Economic Affairs and National Development Planning Agency, the agency heads and bodies in the agricultural bureau provinces across.
Suswono added, a national working meeting is a routine activity at early the budget year to discuss the performance of the last fiscal year, and the steps to improve and accelerate the implementation of programs and activities in 2014 in order to match the target achievement.
"We realize with that 2013 was a difficult year, due to the strategic challenges include the increasing conversion of agricultural land, limited agricultural land, limited agricultural infrastructure, especially irrigation and agricultural transportation," he added.
He added that another obstacle is undeveloped downstream industry, logistics system is limited, the limited financing of the agricultural sector. In addition, weather anomalies and global food price volatility also affects suppress the increase in agricultural production in Indonesia.
