Cabai, Produksi Nasional Surplus 55 Ribu Ton/Tahun
Indonesia`s Chili Production Surplus of 55,000 Tons Per Year
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Intan Permata Sari
Temanggung (B2B) - Produksi cabai nasional mengalami surplus pada 2013 yang mencapai 55 ribu ton, sesuai produksi cabai sepanjang 2013 sekitar 855 ribu per tahun, sedangkan kebutuhan nasional mencapai 799 ribu ton.
Menteri Pertanian Suswono mengingatkan pada bulan-bulan tertentu khususnya pada musim hujan produksi menurun lantaran kondisi cuaca mempengaruhi kualitas tanaman cabai.
"Kondisi cuaca mengakibatkan produksi cabai pada bulan tertentu tidak optimal sehingga mempengaruhi pasokan produksi nasional," kata Suswono usai panen cabai dan pencanangan gerakan tanam cabai rawit merah hari ini di Dusun Gemawang, Desa Pakurejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung.
Suswono menambahkan, kebutuhan cabai tidak ditunda karena harus setiap saat, namun apabila disimpan tentunya akan rusak kecuali ada cold storage atau lemari es penyimpan.
"Kondisi itu pula yang memaksa pemerintah pada bulan-bulan tertentu ketika pasokan cabai menurun, terpaksa mengimpor cabai untuk menambah suplai, tapi langkah ini hanya bersifat darurat," ungkap Suswono.
Dia menambahkan, konsumsi cabai rawit merah khususnya yang kerap diberitakan negatif, sesungguhnya hanya 10% hingga 15% tapi hal itu mempengaruhi fluktuasi harga yang sering mempengaruhi psikologi pasar dan kontribusi terhadap inflasi.
"Akibatnya, cabai dituding sebagai salah satu pemicu kenaikan inflasi padahal tidak sepenuhnya benar. Namun hal ini menjadi catatan penting bagi pemerintah untuk terus meningkatkan produksi cabai rawit di seluruh Indonesia, dan khususnya di Temanggung," ungkap Suswono yang didampingi Direktur Jenderal Hortikultura, Ibrahim Hasanuddin dan Wakil Bupati Temanggung, Irawan Prasetyadi.
Suswono mengajak pemerintah daerah dan para penyuluh pertanian untuk meningkatkan produksi cabai, karena produksi cabai kerap terganggu akibat hama dan cuaca.
"Peran penyuluh pertanian sangat penting untuk memberikan bimbingan kepada para petani agar produksinya tetap berkualitas dalam situasi apa pun, karena petani tidak menolak terjadinya perubahan iklim," kata Suswono.
Temanggung (B2B) - National chili production reached surplus in 2013 at 55,000 tons per year, in line with production in 2013 at 855,000 tons per year, while national demand reached 799,000 tons.
Indonesian Agriculture Minister, Suswono warned that in certain months, particularly in rainy season, production declines due to weather condition whihc affects on plant quality.
"Weather condition causes minimum chili production in certain months, affecting supply for national demand," he said after harvesting and planting event in Gemawang hamlet, Pakurejo village, Bulu subdistrict, Temanggung regency.
He added this cannot be delayed since it must be available anytime. Long storage period will damage the quality unless it is put in cold storage.
"This forces the government to import chili in certain months to increase supply, but this is only in a case of emergency," he said.
He added, consumption of red chili only reaches 10-15%, but this affects on price fluctuation, often influencing market psychology and its contribution to inflation.
"Consequently, chili is accused of triggering inflation,a false assumption. this is important for the government to increase chili production in the country, particularly in Temanggung," he said in the event, accompanied by Director General of Horticulture, Ibrahim Hasanuddin, and Deouty Regent of Temanggung, Irawan Prasetyadi.
Suswono invites local administration and farming trainers to increase chili production since it is often disrupted by weather and pest.
"Trainers plat very important role to advise farmers to maintain quality since farmers deny climate change," he said.
