Bangunkan `Raksasa Tidur`, Petani Muda Kalsel Raih Cuan dari Lahan Rawa

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Bangunkan `Raksasa Tidur`, Petani Muda Kalsel Raih Cuan dari Lahan Rawa
SMKPPN BANJARBARU: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa lahan rawa memiliki potensi luar biasa untuk pertanian, baik perluasan areal tanam maupun potensi peningkatan produktivitas.

Banjarbaru, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian untuk meraih kembali swasembada pangan melalui pengembangan SDM pertanian. Hal itu diupayakan melalui Webinar Millennial Agriculture Forum [MAF] Volume 5 Edisi 14 bertajuk ´Lahan Rawa Membawa Berkah, Petani Sumringah´ Sabtu [27/4].

Webinar MAF diinisiasi oleh Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] pada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] yang diselenggarakan SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku host.

Kegiatan Webinar MAF digelar oleh Unit Pelaksana Teknis [UPT] pendidikan BPPSDMP Kementan di Provinsi Kalimantan Selatan tersebut, menghadirkan dua narasumber. Ma´rof Al Furqan, Penerima Manfaat Program YESS dari Provincial Project Implementation Unit [PPIU] Kalsel dan Ani Susilawati, penyuluh dari Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian [BSIP] Lahan Rawa.

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang mendorong jajarannya terus berupaya meningkatkan produksi nasional untuk komoditas beras dan jagung.

Selain itu, kata Mentan, pihaknya juga memperkenalkan strategi baru dalam memacu produksi tanaman pangan guna menjaga ketahanan pangan nasional.

Hadir membuka dan memberi arahan, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa saat ini Kementan sedang  mengoptimalkan lahan rawa di Kalimantan dan Sumatera.

“Sebagian besar lahan rawa kita belum dimaksimalkan secara maksimal dan hanya satu kali dan beberapa tempat dua kali dalam setahun," katanya.

Lahan rawa, kata Dedi Nursyamsi, memiliki potensi yang luar biasa untuk pertanian, baik untuk perluasan areal tanam, maupun potensi peningkatan produktivitas, peningkatan indek pertanaman dan peran petani di lahan rawa.

“Pengelolaan air memiliki peran penting dalam pengelolaan lahan rawa. Setelah itu, kita kelola hal-hal lainnya termasuk kelola lahan, tata lahan dan kita kelola tanamannya salah satunya di sistem Surjan ini,” katanya.

Selain itu, ungkap Dedi Nursyamsi, Kementan saat ini gencar menggenjot produktivitas lahan pertanian terutama untuk padi sawah. Bahkan, saat ini Kementan melibatkan petani milenial untuk langsung terjun di lapangan, mengelola lahan rawa menghasilkan produksi beras.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan fokus utama memanfaatkan potensi lahan rawa dan pengelolaan sumber air yang efisien. Tentunya, langkah tersebut juga diiringi optimisasi pemanfaatan lahan.

"Termasuk lahan-lahan rawa yang sebelumnya dianggap tidak produktif, maka demi mencapai target perlu adanya kolaborasi, salah satunya melalui peran pemuda," katanya.

Mengawali MAF, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menyampaikan, Kementan sedang menggenjot produksi padi, dan banyak program sedang dilaksanakan, salah satunya Optimalisasi Lahan [Oplah] terutama lahan rawa.  


"Gelaran Webinar MAF di SMK-PP N Banjarbaru bertujuan mendukung program Kementan dalam mengoptimalkan lahan rawa, salah satu kegiatan berupa padi gogo yang ditanam pada lahan pertanian di lahan rawa," katanya.

Raksasa Tidur
Mengawali materi pertama, Ani Susilawati mengurai tentang ´Optimalisasi Pengelolaan Lahan Rawa untuk Peningkatan Produksi Padi´ bahwa lahan rawa terbagi dua, pasang surut dan lebak.

“Lahan rawa adalah raksasa tidur. Lahan rawa ke depan, menjadi tumpuan serta menjadi harapan bagi kita semua dalam peningkatan produksi seperti padi," katanya.

Ani Susilawati, Penyuluh Ahli Madya BSIP menjelaskan, proses budidaya lahan rawa terpadu memerlukan beberapa hal di antaranya pengelolaan air, persiapan dan penataan lahan, pupuk dan pembenah tanah, varietas dan cara tanam, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman [OPT] lalu panen dan pasca panen.

Ma’rof Al Furqan, petani muda Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar memaparkan materi tentang ´Meraup Keuntungan dengan Sistem Surjan´ terkait budidaya cabai dan padi di lahan rawa sebagai komoditas andalannya.

Dia mengaku memilih Sistem Surjan di lahan rawa lebih menguntungkan dan efektif, karena bisa mengoptimalkan lahan dengan menanam dua jenis tanaman dan mendapat dua keuntungan.

Lahan yang dikelola Ma´rof Al Furqan saat ini mencapai 1,5 hektar, dengan populasi cabai 7.000 pohon dan tanaman padi di sekitar bedengan cabai yang mampu meraih omset  Rp 100 juta hingga Rp250 juta per tahun.

Dia juga berbagi kunci sukses pengembangan usaha dengan menganalisa potensi lahan, konsisten dalam berusaha, tidak menyerah, optimis dan percaya diri mengembangkan usaha.

Dalam closing statement, Kepala Pusdiktan Idha Widi Arshanti menjelaskan tentang potensi lahan rawa yang mencapai 33 juta hektar di seluruh Indonesia sangat besar.

"Saat ini Kementan menerjunkan sejumlah petani milenial dari alumni SMK-PP, Polbangtan dan PEPI," katanya yang akrab disapa Santi.

Harapannya, kata Santi, para petani milenial tersebut juga dapat membentuk korporasi maupun bergabung dalam perkumpulan petani milenial untuk berbagi, berpatisipasi dan melihat apa yang sedang trending saat ini. [Tim Ekspos SMKPPN Banjarbaru]

Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.