Polbangtan Kementan Gali Aspirasi Petani Bekasi melalui Kelembagaan Petani

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Polbangtan Kementan Gali Aspirasi Petani Bekasi melalui  Kelembagaan Petani
POLBANGTAN BOGOR: Bimtek yang dihadiri sekitar 100 peserta tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh pertanian, serta membangun kerjasama yang sinergis antara mereka.

Bekasi, Jabar [B2B] - Kementerian Pertanian RI terus berinovasi dalam meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh muda dengan meluncurkan berbagai program untuk mendukung sektor pertanian.

Inisiatif terbaru tersebut di antaranya adalah Bimbingan Teknis [Bimtek] dan Sosialisasi Mengembangkan Kelembagaan Petani di Metland Hotel, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, belum lama ini.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengajak  generasi muda untuk sama-sama membangun sektor pertanian. Pasalnya, untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM pertanian yang berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis.

"Regenerasi petani merupakan hal utama yang harus dipercepat dan menjadi fokus utama selain peningkatan produksi dan produktivitas," katanya.

Mentan Amran menambahkan, tak hanya jumlah, setiap individu pertanian harus bisa membekali diri dengan pengetahuan serta keterampilan sesuai perkembangan zaman. Terlebih, pertanian telah menjadi isu global.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa karakter yang harus dimiliki petani milenial adalah mampu bekerja keras, tekun dan tidak mudah menyerah membangun pertanian Indonesia.

Bimtek yang dihadiri sekitar 100 peserta tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh pertanian, serta membangun kerjasama yang sinergis antara mereka.

Kegiatan Bimtek diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Bogor didukung Komisi IV DPR RI.

Kepala Bagian Umum Polbangtan Bogor, Akhmad Subkhan mendampingi Anggota Komisi IV DPR RI, Muhammad Daeng hadir memberikan dukungan sekaligus menyampaikan materi tentang kelembagaan petani.

Muhammad Daeng menekankan pentingnya peran penyuluh dan petani terlatih dalam membangun ketahanan pangan nasional.

“Krisis pangan yang mengancam saat ini lebih berbahaya dibandingkan krisis ekonomi. Untuk menghalau krisis pangan, kita harus membangun peradaban pertanian di Indonesia,” katanya.

Beberapa temuan dan hasil dari kegiatan Bimtek ini meliputi kekurangan penyuluh pertanian di Kabupaten Bekasi. Untuk itu, diharapkan adanya rekrutmen penyuluh baru agar dapat lebih maksimal dalam mendampingi petani.

Selain itu, pentingnya pendaftaran kelompok tani pada Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian [Simluhtan] sangat ditekankan untuk meningkatkan efektivitas program pemerintah. Salah satu syarat pendaftaran adalah adanya SK Pengukuhan Kelompok Tani [Poktan] dari kepala desa.

Muhammad Daeng menambahkan, momen seperti Bimtek juga dianggap tepat untuk berkonsolidasi dan menyampaikan aspirasi para petani kepada perwakilan DPR RI, khususnya Komisi IV yang menangani sektor pertanian.

"Selain itu, banyaknya lahan tidur yang belum dimanfaatkan optimal menjadi perhatian khusus, di mana potensi besar ini harus dikembangkan untuk mendorong kemakmuran dan kesejahteraan petani," katanya.

Upaya mengembangkan kelembagaan petani harus diikuti dengan peningkatan kualitas dan kompetensi petani. Petani harus dilatih untuk memahami seluk-beluk pertanian, dari karakteristik tanah hingga cara mengatasi hama dan penyakit.

Penyuluh pertanian memiliki tugas penting sebagai penyebar informasi, pendorong inovasi, dan penghubung antar instansi. Mereka harus memiliki sertifikasi kompetensi, bersikap komunikatif, dan selalu siap mendampingi petani.

Kegiatan Bimtek dan Sosialisasi diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi para petani untuk lebih maju dan sejahtera. Dengan sinergi yang baik antara penyuluh dan petani, serta dukungan dari pemerintah, masa depan pertanian Indonesia dapat menjadi lebih cerah dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. [agm/wisda/timhumas polbangtanbogor]

Bekasi of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.