Jabar Diminta Mentan Dukung Pangan Jabodetabek, Antisipasi Produk Impor

West Java Province Should be Able Support the Food Needs of Indonesia Capital

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Jabar Diminta Mentan Dukung Pangan Jabodetabek, Antisipasi Produk Impor
Mentan mengajak para petani di Jawa Barat segera melakukan percepatan tanam padi dan tidak perlu khawatir terhadap La Nina, penyerahan bantuan Alsintan (inset) Foto2: B2B/Mac

Soreang, Jawa Barat (B2B) - Provinsi Jawa Barat diharapkan menjadi penopang kebutuhan pangan di DKI Jakarta dan sekitarnya dalam 10 tahun ke depan agar tidak ada lagi pangan impor yang dikonsumsi oleh warga di ibukota RI, sebagai wujud komitmen kedaulatan pangan sehingga provinsi lain terdorong untuk saling mendukung kebutuhan pangan antarprovinsi.

"Jawa Barat harus menjadi penopang kebutuhan pangan Jakarta, jangan negara lain, kita ingin 10 tahun ke depan Jakarta bebas dari pangan impor mulai dari gula, beras, hortikultura karena tanggung jawab itu di tangan kita semua. Manfaatkan tiap jengkal tanah, setetes air untuk, karena seluruh produksi pangan di sini tidak kalah dari negara lain," kata Menteri  Pertanian RI Andi Amran Sulaiman di Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat pada Rabu pagi (20/7).

Seruan itu dikemukakan oleh Mentan pada pencanangan Gerakan Peningkatan Luas Tambah Tanam dan Serap Gabah Petani di Desa Jati Sari, Kecamatan Waringin mengingat peran Jawa Barat sebagai salah satu lumbung padi nasional.

Amran Sulaiman mengajak para petani di Jawa Barat  segera melakukan percepatan tanam padi dan tidak perlu khawatir terhadap dampak kekeringan seperti tahun lalu akibat El Nino. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi bahwa tahun ini Indonesia mengalami musim kemarau basah, sehingga kondisi ini sangat mendukung pencapaian target produksi yang telah ditetapkan.

"Saya yakin Jawa Barat mampu memenuhi kebutuhan pangan Jakarta, kita harus kerja keras agar bukan produk pangan dari China, Brasil, Argentina, Thailand, Vietnam yang masuk Jakarta seperti selama ini terjadi. Pemerintah pusat harapkan Jawa Barat didukung Banten dan Lampung karena unggul pada biaya transport yang ditanggung konsumen lebih murah daripada produk impor," kata Mentan.

Tampak hadir Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan; Ketua Tim Upsus Pajale Jabar, Banun Harpini; Kepala Staf Kodam III Siliwangi, Brigadir Jenderal TNI Wuryanto Msc mewakili Panglima Kodam III Siliwangi, Mayor Jenderal TNI Hadi Prasojo, Direktur Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Fadzri Sentosa.

Mentan meyakini kemampuan Jawa Barat merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) meningkat selama tiga tahun terakhir. Produktivitas padi sawah bulan Januari hingga Juni 2016 mencapai 63,43 kuintal per hektar sementara pada 2015 mencapai 62,09 kuintal per hektar dan 2014 hanya 59,76 kuintal per hektar.

"Hal ini disebabkan penerapan teknologi jajar legowo yang makin luas di Jawa Barat, perbaikan jaringan irigasi dan penerapan alat mesin pertanian sebelum dan sesudah panen yang semakin intensif. Peningkatan produktivitas ini juga disebabkan petani makin yakin menggunakan benih varietas unggul," kata Amran Sulaiman.

Menurutnya, selain percepatan tanam secara bersamaan pemerintah akan memacu program serap gabah petani (Sergap) petani yang akan dilakukan oleh Bulog, diharapkan pada tahun ini Jawa Barat dapat terserap 1,2 juta ton gabah kering panen (GKP). Ke depan, apabila ini tercapai maka Jawa Barat akan mampu menyuplai juga beras ke daerah lainnya di Indonesia, dan kinerja penyerapan gabah Januari hingga pertengahan Juli 2016 sebesar 842.000 ton gabah kering panen (GKP) atau 70% dari target 1,2 juta ton.

Soreang, West Java (B2B) - West Java Province is expected to be supporting food needs in Jakarta and surrounding areas in the next 10 years so that no imported food consumed by residents in the capital of Indonesia, as a commitment of food sovereignty so that other provinces are encouraged to support the food needs other provinces across Indonesia, according to the agriculture minister.

"West Java province should be able to support the the food needs of Jakarta, not from imported products, we want the next 10 years there is no longer imported sugar, rice, horticulture because it becomes our responsibility. Take advantage of every inch of land, drop of water, the food products from Indonesia more superior," said Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman in Soreang in Bandung district of West Java province on Wednesday (7/20).

The remark was made by Minister Sulaiman encourage local farmers increase agricultural production that took place in Jati Sari village of Kota Waringin subdistrict  because the West Java province as one of the national granary.

Mr Sulaiman invites local farmers to work hard after the harvest, and do not need to worry about the effects of drought due to the El Nino of last year. Meteorology and Geophysics predict that the climate in Indonesia this year is affected by the wet dry season, so as to support the achievement of production targets.

"I´m sure the West Java could do it, we must work hard to ensure that no the food products from China, Brazil, Argentina, Thailand, Vietnam incoming Jakarta. The central government expects West Java, Banten and Lampung because transport costs are paid by consumers less than imports products," he said.

It was attended by West Java Governor Ahmad Heryawan; The team leader of a major increase in food production in West Java, the Commander of West Java´s Siliwangi Military Command and the Director Logistics Agency Fadzri Sentosa.

 Minister Sulaiman believes in the capacity of West Java with reference to the Central Bureau of Statistics that rice production increased during the last three years. Productivity of rice from January to June 2016 reached 63.43 quintals per hectare while in 2015 reached 62.09 quintal per hectare and 2014 only 59.76 quintal per hectare.

"The main factor increasing production because of the utilization of seed varieties, improved irrigation, mechanization of agriculture before and after harvest," he said.