Virus Corona, Kementan Pastikan Hewan Peliharaan Tidak Tularkan COVID-19

Indonesian Govt Says Pets Not Transmit COVID-19

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Virus Corona, Kementan Pastikan Hewan Peliharaan Tidak Tularkan COVID-19
REKOMENDASI WHO & OJIE: Dirjen PKH Kementan, I Ketut Diarmita berpesan kepada masyarakat tidak khawatir untuk memelihara hewan peliharaan sebagai hewan kesayangan seperti kucing dan anjing [Foto: Humas Ditjen PKH]

Jakarta [B2B] - Sampai saat ini belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa hewan, khususnya hewan peliharaan/kesayangan sebagai sumber penularan virus Corona atau COVID-19. Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia [WHO] dan Badan Kesehatan Hewan Dunia [OJIE] menegaskan bahwa penyebaran COVID-19 terjadi dari manusia ke manusia, dan belum ada bukti kuat bahwa hewan dapat menyebarkan penyakit ini.

Hal itu ditegaskan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan - Kementerian Pertanian RI [PKH] I Ketut Diarmita menyikapi pemberitaan dan informasi yang beredar di masyarakat tentang potensi penularan COVID-19 dari hewan kepada manusia.

"Sudah ditegaskan oleh WHO dan OJIE bahwa penyebaran COVID-19 terjadi dari manusia ke manusia, belum ada bukti yang kuat bahwa hewan dapat menyebarkan penyakit ini," kata Dirjen PKH I Ketut Diarmita di Jakarta, Kamis [12/3].

Dia berpesan kepada masyarakat tidak perlu khawatir untuk memelihara hewan peliharaan sebagai hewan kesayangan seperti kucing dan anjing, dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kesejahteraan hewan, seperti membuang atau menelantarkan hewan kesayangannya. 

Ketut Diarmita meminta agar masyarakat terus menjaga kesehatan hewan miliknya dengan memastikan penyediaan pakan dan minum yang sehat serta mencukupi, termasuk memastikan kesehatannya dengan berkonsultasi ke petugas kesehatan hewan. 

"Saat menangani hewan, pastikan mencuci tangan dengan air menggunakan sabun sebelum dan setelah kontak dengan hewan, hal itu penting, sebagai bagian dari penerapan perilaku hidup bersih dan sehat disingkat PHBS," katanya.

Pernyataan Ketut Diarmita dibenarkan oleh oleh Tri Sayta Putri Naipospos selaku Ketua Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan Karantina Hewan.

Menurutnya berdasarkan laporan dari otoritas pemerintah yang membidangi kesehatan hewan di Hongkong, telah ditemukan 'kasus positif lemah' pada anjing milik pasien positif COVID-19, dan anjing tersebut tidak menunjukan gejala sakit. Sampai saat ini pun tidak ada bukti penularan COVID-19 dari hewan ke manusia.

"Penularan COVID-19 saat ini terjadi dari manusia ke manusia, fakta awal yang menunjukkan keterkaitan dengan satwa liar, dalam hal ini kelelawar masih dalam penelitian lebih lanjut," kata Tri Satya PN.

Hal senada dikemukakan NLP Indi Dharmayanti, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementan [BBLitvet] bahwa masih perlu waktu untuk memastikan apakah virus penyebab COVID-19 [SARS CoV2] berasal dari hewan dan kemudian menulari manusia [bersifat zoonosis]. 

Menurutnya, BBLitvet telah bekerja sama dengan Ditjen PKH dan dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan Depok dalam memeriksa 13 sampel dari dua ekor anjing dan seekor kelinci milik pasien positif COVID-19 di Depok, dan hasilnya menunjukkan hasil negatif pada bebeberapa kali pemeriksaan. 

"Dari beberapa publikasi, memang terdapat data yang menunjukkan bahwa virus penyebab COVID-19 mempunyai kedekatan genetik dengan virus yang terdapat pada kelelawar. Namun masih perlu studi lebih lanjut untuk memastikan perannya dalam penularan," kata Indi Dharmayanti.

Dia menegaskan bahwa penularan antarmanusia merupakan rute utama penyebaran, namun penelitian di hulu [pada hewan] terkait potensi zoonosis tetap perlu dilakukan sebagai langkah kesiapsiagaan ke depan.

Mengakhiri pernyataannya, Dirjen PKH Ketut Diarmita menegaskan bahwa situasi COVID-19 berkembang dengan cepat dan infomasi terus bertambah berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. 

Sebagai bentuk kewaspadaan, tambahnya, Kementan bersama Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI  [KLHK] didukung Organisasi Pangan Dunia [FAO] telah melakukan surveilans triangulasi untuk memantau peredaran berbagai virus terutama pada hewan domestik dan satwa liar, serta kaitannya dengan manusia. 

"Apabila ada data atau informasi terbaru terkait COVID-19 dari aspek kesehatan hewan, kita akan segera sampaikan ke masyarakat," kata Ketut Diarmita.

Jakarta [B2B] - Until now there has been no evidence to show that animals, especially pets as a source of transmission of the Corona virus or COVID-19.The World Health Organization [WHO] and the World Animal Health Agency [OJIE] confirm that the spread of COVID-19 occurs from human to human, and there is no evidence that animals can spread the disease, according to the Indonesian senior official of the agriculture ministry.