Sentra Susu Cipageran, Bukti Sukses Program SDMWP Ditjen PKH Kementan

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Sentra Susu Cipageran, Bukti Sukses Program SDMWP Ditjen PKH Kementan
PEMASARAN OFFLINE: Kini berbagai macam varian produk olahan pangan seperti susu pasteurisasi sebanyak 700 cup per hari, yoghurt 200 botol seminggu, permen karamel 12 kg per minggu dan kerupuk susu yang dijual melalui pesanan.

Jakarta [B2B] - Keprihatinan Rina Rosdinawati terhadap harga susu yang rendah di Kota Cimahi, kisaran Rp4.500 hingga Rp4.700 membuat peternak merugi, mendorongnya mengembangkan Kelompok Peternak Sapi Perah dan Kelompok Olahan Susu dalam wadah Sentra Susu Cipageran di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi di Provinsi Jawa Barat.

Upaya Rina awalnya bertujuan meningkatkan motivasi para peternak sapi perah agar dapat mengembangkan usaha pengolahan dan mengembangkan gabungan kelompok peternak. Umumnya yang terlibat menjalankan usaha pengolahan susu ini ialah kaum wanita, sehingga menjadi salah satu cara dalam pemberdayaan wanita.

Kini berbagai macam varian produk olahan pangan berhasil diproduksi seperti susu pasteurisasi sebanyak 700 cup per hari, yoghurt 200 botol seminggu, permen karamel 12 kg per minggu dan kerupuk susu yang dijual melalui pesanan. 

“Sekarang produk yang kami hasilkan pun lebih beragam jenisnya dan bertambah jumlahnya. Ini semua berkat semangat dan kekompakan kaum ibu di kelompok peternak," kata Rina.

Rina Rosdinawati mengawali kiprahnya sebagai Program Sarjana Membangun Desa Wirausaha Pendamping [SMDWP] dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan [PKH] sejak 2014 hingga 2017 yang ditempatkan di Kota Cimahi. Kemudian fokus pada pengembangan Sentra Susu Cipageran.

Sentra Susu Cipageran dipasarkan secara offline di Gerai Olahan Susu” yang berada di Jl Kolonel Masturi No 2 Kota Cimahi dan secara online melalui media-media sosial dan juga menjual susu murni ke luar kota, yakni  di Kabupaten Karawang sebanyak 250-300 liter per minggu. 

Omset dari hasil penjualan produk tersebut sekitar Rp30 juta per bulan. Berkat kiprahnya dalam mengembangkan pemberdayaan kelompok pada 2015 Rina mendapatkan penghargaan sebagai Wirausaha Baru Terbaik dari Gubernur Provinsi Jawa Barat.

Di masa pandemi Covid ini, justru merupakan sebuah berkah tersendiri bagi usaha Rina bersama kelompok, karena permintaan semakin banyak dan relatif stabil. 

"Walaupun mengolah susu belum menjadi mata pencaharian utama, tapi kegiatan ini memberikan dampak yang positif, meningkatnya kegiatan ekonomi dimasyarakat dan meningkatkan pendapatan peternak," kata Rina.

Dihubungi ditempat terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani menyatakan bahwa kehadiran peternak milenial seperti Rina Rosdiana ini diharapkan dapat memberikan banyak sumbangsih.

“Dengan adanya peternak-peternak milenial mereka telah berkontribusi dalam memperkuat jaringan agribisnis, sebagai trend setter, mempercepat peningkatan adopsi inovasi dan teknologi informasi pertanian, peningkatan produktifitas tenaga kerja dan akselarasi dampak positif pertumbuhan ekonomi,” ujar Fini.

Dia menambahkan berbagai upaya dilakukan Ditjen PKH mendorong peran generasi muda dalam pengembangan usaha dan pembangunan sub sektor peternakan, antara lain pada 2014 hingga 2018 dengan pendampingan usaha Sarjana Membangun Desa, pengembangan Sentra Peternakan Rakyat, Sarjana Membangun Desa Wirausaha Pendamping, pengembangan Sentra Peternakan Rakyat dan pengembangan kawasan peternakan. 

Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.