PENAS 2014 Bermanfaat bagi Petani-Nelayan dan Perekonomian Daerah
PENAS 2014 Should be Useful for the Farmer-Fishermen and Local Economy
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Pemerintah mengharapkan Pekan Nasional Petani-Nelayan (PENAS 2014) di Malang pada 7-12 Juni 2014 di Malang, Jawa Timur dapat menggairahkan perekonomian lokal atas kehadiran 35 ribu peserta PENAS dari seluruh Indonesia, petani ASEAN, petani Jepang dan pemangku kepentingan lainnya.
"Kalau setiap peserta selama kegiatan PENAS 2014 yang berlangsung enam hari menghabiskan uang Rp1 juta per orang, akan berdampak pada perekonomian sebesar Rp35 miliar. Membeli hasil pertanian, kuliner maupun oleh-oleh dari Malang," kata Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Rabu (6/11) saat memberi keterangan pers terkait penyelenggaraan PENAS 2014.
Menurut Suswono, kegiatan PENAS 2014 akan menjadi ajang diskusi dan transfer ilmu maupun teknologi bagi petani dan nelayan dari berbagai daerah maupun mancanegara.
"PENAS 2014 harus menjadi ajang menumbuhkan kemandirian bertani, bukan lagi pekerjaan warisan dari nenek moyang, karena memang menguntungkan," ungkap Suswono.
Jakarta (B2B) - National Farmers Fishermans Week-2014 (PENAS) in Malang 7 to 12 June 2014 in Malang, East Java, can stimulate the local economy over 35 thousand participants PENAS attendance from all over Indonesia, farmers ASEAN, Japanese farmers and stakeholders other interests.
"If every participant during the activity PENAS 2014 lasts six days spent money Rp1 million per person, will have an impact on local economy of Rp35 billion. Buying of agricultural products, food and souvenirs from Malang," Agriculture Minister Suswono said in Jakarta, Wednesday (6/11) at a news conference related to the implementation PENAS 2014.
He said the activities PENAS 2014 will be a discussion and transfer of science and technology for farmers and fishermen from the various regions and foreign countries.
PENAS 2014 should be an excellent foster self-reliance farming, no longer work inherited from the ancestors, because it is profitable," Suswono said.
