Mitigasi Kekeringan, DPR RI Puji Strategi Pompanisasi dan Pipanisasi Kementan

Indonesian Parliament Praises Indonesian Govt Policy to overcome Drought in Agricultural Land

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Mitigasi Kekeringan, DPR RI Puji Strategi Pompanisasi dan Pipanisasi Kementan
APRESIASI PARLEMEN: Mentan Amran Sulaiman menyimak kesimpulan Komisi IV DPR didampingi Sekjen Kementan Momon Rusmono. Tampak di belakang Kapusdik BPPSDMP Idha WA dan Kapusluh BPPSDMP Leli Nuryati [Foto: Humas]

Jakarta [B2B] - Kebijakan dan strategi mitigasi kekeringan oleh Kementerian Pertanian RI, untuk mengantisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau saat ini, dengan mendukung petani membuat sumur bor dan bantuan mesin pompa air untuk pompanisasi dan pipanisasi dinilai DPR RI sebagai langkah tepat mengatasi kesulitan petani di seluruh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan air di lahan pertaniannya.

Sebelumnya diberitakan, Komisi IV DPR RI mengapresiasi berbagai program Mentan Amran Sulaiman selama memimpin Kementerian Pertanian RI dalam lima tahun terakhir [2014 - 2019] berdampak besar pada peningkatan produksi pangan strategis di seluruh Indonesia, seraya mengingatkan Mentan Amran Sulaiman untuk mempertahankan sistem pengawasan pertanian terintegrasi dari hulu sampai ke hilir, sebagai tolok ukur dari suksesnya program brilian Kementan melalui ´Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani´ disingkat #Serasi dan peningkatan produksi ternak sapi dengan Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting [Siwab], menafikan fitnah yang mendera Mentan Amran Sulaiman dari sejumlah pihak yang merasa dirugikan oleh strategi dan kebijakan Kementan.

"Contoh paling nyata dukungan Kementan untuk petani saat ini adalah pembangunan sumur bor dan mesin pompa air untuk petani,  sebagai strategi pompanisasi dan pipanisasi. Saya kira sangat luar biasa, karena berdampak langsung pada peningkatan produksi, dari tanam satu kali menjadi tiga kali tanam setahun meskipun di tengah ancaman kekeringan," kata Anggota Komisi IV DPR RI, Muhammad Nasyit Umar dari Fraksi Partai Demokrat pada Rapat Kerja Pembahasan Anggaran Kementerian Pertanian 2020 di Jakarta, Senin [16/9].

Menurutnya, strategi pompanisasi dan pipanisasi yang didukung oleh Kementan. khususnya oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian [Ditjen PSP] sebagai langkah mitigasi kekeringan, sehingga petani tetap bisa bercocok tanam meskipun terancam kekeringan.

"Pompanisasi dan pipanisasi, menurut saya adalah program yang sangat efektif karena bisa menanam dengan hasil tiga kali lipat. Sistem ini juga sangat efisien menghemat anggaran negara," kata Muhammad Nasyit Umar.

Dalam Raker DPR, Mentan Amran Sulaiman menegaskan keberlanjutan produk pertanian dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain iklim, sumberdaya, teknologi, pemasaran, dan manusia sebagai pelaku usaha. Kementan ´mendapat tugas´ untuk menjaga keharmonisan semua faktor, yang berpengaruh terhadap produk pertanian, mengingat salah satu misinya adalah ketahanan pangan dan keberlanjutan pangan nasional.

"Mengatasi musim kemarau yang diprediksi mengalami puncaknya pada Agustus dan September 2019, Kementan melakukan langkah antisipatif untuk tetap menjaga produksi padi nasional. Selain mendorong penggunaan bibit padi yang cocok untuk lahan kering, Kementan juga menyiapkan pompanisasi dan pipanisasi di sejumlah daerah yang rawan kekeringan," kata Mentan Amran Sulaiman didampingi Sekjen Kementan, Momon Rusmono.

Turut hadir Kepala BPPSDMP, Prof Dedi Nursyamsi; Dirjen PKH I Ketut Diarmita dan Dirjen PSP Sarwo Edhy dan sejumlah pejabat eselon satu, eselon tiga dan empat terkait dari seluruh unit kerja eselon satu Kementan.

Kementan menetapkan bahwa pemberian air irigasi difokuskan dan diprioritaskan terhadap wilayah-wilayah yang berpotensi akan mengalami gagal panen. Penerapan jadwal gilir giring atau membagi jadwal pengairan yang sudah disusun di tingkat daerah akan diawasi secara ketat. Hal ini dilakukan agar lahan pertanian yang rawan kekeringan mendapatkan pasokan air yang cukup.

“Kami meminta daerah untuk dapat menggerakkan bantuan pompa air ke wilayah-wilayah yang masih memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber daya air yang ada,” kata Mentan Amran Sulaiman.

Selain itu, melibatkan TNI dalam pelaksanaan piket petugas pada tiap lokasi ‘bangunan bagi air’ pada sistem irigasi, untuk menghindari pengambilan air secara illegal pada saluran bagian hulu. 

Jakarta [B2B] - The drought mitigation policies and strategies by Indonesian Agriculture Ministry to anticipate effects of drought in the current dry season, appreciated by members of Indonesian parliament to  support farmers to make artesian wells and water pumping machines for pumping and piping as an appropriate step to overcome the difficulties of farmers across the country to meet the needs of water in their agricultural land.