Polbangtan Kementan Sukses Cetak Ribuan Petani Milenial via Program YESS

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Polbangtan Kementan Sukses Cetak Ribuan Petani Milenial via Program YESS
POLBANGTAN BOGOR: Program YESS juga memfasilitasi pemagangan untuk 331 peserta, pembentukan inkubator bisnis dengan 28 tenant aktif, dan bursa kerja pertanian yang mempermudah akses kerja lulusan pendidikan vokasi.

Bogor, Jabar (B2B) - Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) melalui Provincial Programme Implementation Unit (PPIU) di Provinsi Jawa Barat terus menunjukkan hasil nyata dalam mendukung regenerasi petani dan wirausahawan muda di sektor pertanian. 

Dengan cakupan lima kabupaten binaan yakni Bogor, Cianjur, Sukabumi, Subang dan Tasikmalaya, Program YESS telah menjangkau 83.587 Calon Penerima Manfaat (CPM) yang siap menjadi wirausahawan muda di sektor pertanian hingga pertengahan 2025.

Hingga saat ini, 67.728 pemuda telah menerima manfaat program YESS yang sudah diintervensi langsung oleh program YESS dan siap menjadi wirausaha muda pertanian, dengan komposisi gender yang seimbang dan perhatian khusus pada kelompok rentan seperti penyandang disabilitas 357 orang, purna migran 1.568 orang dan komunitas kampung adat 394 orang. 

Program YESS juga melahirkan 929 Penerima Hibah kompetitif individu serta 23 klaster penerima hibah, yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja tambahan hingga 1.609 orang, peningkatan rata-rata omzet Rp20,3 juta dan rata-rata kenaikan profit Rp9,9 juta.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menyampaikan apresiasi tinggi terhadap capaian Program YESS yang nilainya telah menjadi model keberhasilan regenerasi petani. 

“Petani milenial adalah pilar swasembada pangan kita ke depan. Ribuan pemuda yang bukan hanya siap bekerja di sektor pertanian, tetapi juga menjadi agripreneur yang mampu membuka lapangan kerja. 

Saya minta program ini terus diperluas dan dampaknya diperkuat, karena masa depan pertanian ada di tangan mereka,” tegas Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa keberhasilan YESS adalah bukti bahwa pendidikan vokasi dan pendampingan intensif dapat mengubah wajah sektor pertanian. 

“Berhasil mengubah persepsi generasi muda bahwa pertanian bukan sekadar sektor tradisional, tetapi sebuah peluang bisnis yang modern dan menguntungkan," katanya.

Program YESS, ungkap Kabadan, harus menjadi inspirasi untuk provinsi lain agar kita memiliki lebih banyak petani milenial yang inovatif, tangguh, dan adaptif terhadap teknologi,” ungkap Arsanti.

Ekosistem Bisnis
Program YESS di Jawa Barat tidak hanya fokus pada pelatihan, tetapi juga menyediakan ekosistem lengkap bagi agripreneur muda. 

Tercatat, di lima kabupaten telah terbentuk 38 klaster pertanian dengan total omset mencapai lebih dari Rp32 miliar per tahun. 

Klaster-klaster ini meliputi komoditas unggulan seperti kopi, cabai, domba, ayam petelur, hingga hortikultura organic, anas, singkong, bawang daun, puyuh, padi ketan dan jamur tiram.

Selain itu, telah dibentuk koperasi-koperasi petani muda seperti Millennial Agro Mandiri di Bogor, Agro Mandiri Muda di Cianjur, dan Subang Agro Sinergy yang menjadi penggerak ekonomi lokal berbasis komunitas.

Program ini juga memfasilitasi pemagangan untuk 331 peserta, pembentukan inkubator bisnis dengan 28 tenant aktif, dan bursa kerja pertanian yang mempermudah akses kerja lulusan pendidikan vokasi.

Penerima manfaat YESS di Jawa Barat juga telah mengakses pendanaan lebih dari 132 miliar melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), CSR, dana bergulir, dan bantuan modal usaha. Data menunjukkan 4.038 pemuda telah mendapatkan KUR untuk mengembangkan usaha mereka.

Sebanyak 10.633 akses permodalan pada lembaga keuangan yang diakses oleh Penerima Manfaat Program YESS Jawa Barat, diantaranya: BRI, Bank BJB, BPR, BSI, Mandiri, PNM, BNI, BCA, Bank BTN, dan Pegadaian.

Dengan berakhirnya periode program pada Desember 2025, PPIU Jabar optimistis bahwa keberhasilan ini akan menjadi legacy bagi regenerasi petani di Indonesia. 

Melalui integrasi pendidikan vokasi, pendampingan lapangan, dan dukungan ekosistem usaha, YESS telah menjadi contoh nyata bahwa sektor pertanian dapat menjadi karier masa depan yang menjanjikan bagi generasi muda. [wisda/timhumas polbangtanbogor]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.