Skor 20,1 Peringkat 70: Riset GHI Indikasikan Ketahanan Pangan RI Menguat

The Global Hunger Index States that Indonesia`s Food Security is Improving

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Skor 20,1 Peringkat 70: Riset GHI Indikasikan Ketahanan Pangan RI Menguat
INDEKS GHI: Indeks GHI menetapkan tiga kategori dalam risetnya. Pertama, kategori Rendah yakni kurang dari 9,9; Moderat 10 - 19,9; Serius 20 - 34,9; Mengkhawatirkan 35 - 44,9; Sangat Mengkhawatirkan lebih dari 50. [Foto: YouTube]

Jakarta [B2B] - Tingkat kelaparan dan kekurangan gizi di di dunia mengalami penurunan yang cukup signifikan, menurut Global Hunger Index [GHI], yakni 28,6% pada 1999 menjadi 9,9%, yang dikumulatif sejak riset dilakukan pada 2000. Sementara Indonesia, laporan GHI memberi skor 20,1, atau masuk dalam kategori serius, karena dari 117 negara yang tercantum, Indonesia di peringkat 70.

Indeks GHI menetapkan tiga kategori dalam risetnya. Pertama, kategori Rendah yakni kurang dari 9,9; Moderat 10 - 19,9; Serius 20 - 34,9; Mengkhawatirkan 35 - 44,9; Sangat Mengkhawatirkan lebih dari 50. 

Sejak 2005, indeks kelaparan di Indonesia menurut GHI terus menurun dari 26,8 menjadi 24,9 pada 2010, terus melorot ke 20,1 pada 2019 sehingga dapat diindikasikan bahwa ketahanan pangan di Indonesia terus membaik.

Sebagaimana diketahui, GHI adalah laporan tahunan peer-review, yang diterbitkan bersama oleh Concern Worldwide dan Welthungerhilfe, dirancang untuk mengukur serta melacak kelaparan secara komprehensif di tingkat global, regional, dan negara.

Adapun skor GHI dihitung setiap tahun untuk menilai kemajuan dan kemunduran dalam memerangi kelaparan. GHI dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang perjuangan melawan kelaparan. Sedangkan skor GHI menggabungkan empat komponen indikator yakni kekurangan gizi, pemborosan anak, pengerdilan anak, dan kematian anak.

Menanggapi hal itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian RI, Kuntoro Boga Andri menyatakan bahwa berbagai upaya tengah dilakukan pemerintah, khususnya Kementan dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional.

"Upaya tersebut adalah dengan meningkatkan produksi, ketersediaan dan akses pangan masyarakat," kata Kuntoro BA di Jakarta, Sabtu pekan lalu [20/6].

Dia menambahkan, Kementan juga mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk urban farming melalui program Pekarangan Pangan Lestari [P2L]. Pasalnya, hanya dengan cara itu, kebutuhan pangan secara mandiri bisa meningkat dan mendukung gerakan yang lebih besar lagi yaitu optimalisasi lahan pertanian.

"Intinya setiap keluarga dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Masyarakat bisa membangun pertanian keluarga seperti memanfaatkan lahan kosong dan pekarangan rumah," katanya.

Kuntoro menjelaskan, konsep P2L yang diinstruksikan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo akan mampu menghasilkan kecukupan pangan keluarga untuk dijadikan berbagai olahan pangan sebagai makanan alternatif masyarakat. Bahkan, hasil panen seperti umbi-umbian dan tanaman lokal lain dapat diolah menjadi aneka kuliner khas Nusantara dan diversifikasi pangan yang sangat kaya sebagai warisan yang harus dijaga.

"Ternyata, makanan berbahan dasar jagung, umbi-umbian dan sayuran mayur dari pekarangan adalah bahan dasar yang sejak dulu dijadikan olahan menarik khas berbagai daerah. Jadi, selalu ada hidangan pangan tradisional yang khas untuk disantap bersama, dari hasil pekarangan" katanya melalui pernyataan tertulis.

Terkait hal itu, kata Kuntoro, Mentan Syahrul dalam beberapa kesempatanya meminta agar masyarakat terus mengembangkan makanan lokal secara masif sehingga family farming dan diversifikasi pangan berkembang baik.

Jakarta [B2B] - The Global Hunger Index [GHI] states the level of hunger and malnutrition in the world has decreased significantly, 28.6% in 1999 to 9.9%, which has been cumulative since the research was conducted in 2000. While Indonesia, according to the GHI report, scored 20.1, or in the serious category, because of the 117 countries listed, Indonesia ranked 70th, according to senior official of Indonesian Agriculture Ministry.