Program Genta Organik, Polbangtan Bogor Ikuti ToT Bertani Organik
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Bogor, Jabar [B2B] - Kementerian Pertanian RI kembali menggelar Training Of Trainer [TOT] yang digelar oleh BBPP Kupang bertajuk Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] bagi widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh yang berlangsung tiga hari di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Ciawi.
Genta Organik merupakan suatu gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, hayati dan pembenah tanah secara mandiri.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengajak petani seluruh Indonesia, untuk memanfaatkan pupuk organik karena sangat dibutuhkan, mengingat pupuk subsidi yang ada saat ini jumlahnya sangat terbatas.
“Belum lagi bahan baku seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya, jadi yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik. Minimal setiap kabupaten harus jadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan pemerintah pusat," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan Genta Organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk anorganik [kimia], melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebih atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.”
Dia menyarankan pada para petani untuk mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia sebagai bukti kepedulian kepada lingkungan dan ekosistem.
“Stop penggunaan pupuk kimia berlebihan, karena berdampak buruk seperti menimbulkan penyakit bagi tanaman dan juga pemborosan biaya produksi, solusinya tetap perlunya pemupukan berimbang” tegasnya.
Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa ke depannya pemerintah akan memberikan porsi besar terhadap pertanian organik, sekaligus memberikan kepercayaan bahwa pertanian organik menjadi solusi pembangunan pertanian masa depan Indonesia.
Pemupukan berimbang, dengan cara pemberian jumlah pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman dan kesuburan tanah agar terjadi keseimbangan hara di dalam tanah sehingga tercapai kondisi favorable [kondusif] untuk pertumbuhan tanaman.
Kunci pemupukan berimbang dengan langkah 5 Tepat yakni tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat bentuk/formula.
Polbangtan Bogor menugaskan lima dosen termasuk PLP-nya dalam kegiatan tersebut. Hadir pula dosen dan widyaiswara dari PEPI, BBPP Lembang, BBPKH Cinagara, dan PPMKP Ciawi selain itu hadir juga secara daring (online) via zoom penyuluh dari seluruh Indonesia.
Kegiatan tersebut diisi dengan pemaparan materi di antaranya pentingnya pertanian organik, pembuatan pupuk hayati, unsur hara tanah dan perizinan pupuk organik yang dikomersialkan.
Salah satu peserta pelatihan, penyuluh dari Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan berharap produksi pupuk organik dapat dihasilkan dari kabupaten sendiri sehingga menekan biaya transportasi dan adanya kepastian harga panen bagi produk pertanian organik. [wisda/timhumaspolbangtanbogor]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
