Regenerasi Petani, Alumni Pelatihan Smart Farming Kementan Resonansi di Tasikmalaya

Millennial Farmers Development the Target of Indonesia West Java`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Regenerasi Petani, Alumni Pelatihan Smart Farming Kementan Resonansi di Tasikmalaya
POLBANGTAN BOGOR: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [tengah] bersama petani milenial Tasikmalaya, Acep Abdul Aziz, pengusaha sayuran hidroponik yang menerapkan Smart Farming berkat dukungan Program YESS dari PPIU Jabar.

Tasikmalaya, Jabar [B2B] - Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] berkomitmen melakukan regenerasi petani dan mencetak petani muda yang berjiwa wirausaha.

Sebagai bentuk komitmen tersebut, Kementan bersama International Fund for Agricultural Development [IFAD] mencanangkan program regenerasi petani melalui Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme disingkat Program YESS.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa sektor pertanian adalah soko guru bangsa Indonesia.

“Sektor ini sudah menyumbangkan andil besar pada perekonomian negara dan memberikan lapangan pekerjaan bagi jutaan keluarga Indonesia. Ayo, generasi muda bertani. Ada peluang besar menanti. Majukan pertanian sebagai jalan memajukan Indonesia,”  katanya.

Terkini, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi melakukan kunjungan ke Tasikmalaya untuk melihat langsung pengembangan usaha petani milenial bagi Penerima Manfaat dari Program YESS di wilayah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.

Didampingi oleh tim Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dari Polbangtan Bogor selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] Program YESS di Provinsi Jawa Barat, Dedi Nursyamsi menyambangi milenial di Desa Rajapolah, Tasikmalaya.

Salah satu petani yang dikunjungi adalah Acep Abdul Aziz, pengusaha milenial sayuran hidroponik yang telah menerapkan Smart Farming.

Menurut Dedi Nursyamsi, berbicara tentang sektor pertanian, maka yang harus dipikirkan adalah ketersediaan benih dan bibit.

“Dalam hal tanaman, kualitas benih yang digunakan patut diperhatikan. Untuk sayuran, kita pilih varietas yang mendatangkan uang lebih banyak. Disebut sebagai emas 100 karat, adalah produk yang memiliki permintaan selalu tinggi dan bisa dipanen setiap hari,” katanya.

Dedi Nursyamsi juga menyambangi petani milenial dengan komoditas kopi, Dani Muhammad Yasin. Produksi kopinya memiliki keunikan dan ciri khas sehingga lebih menarik ketimbang jenis kopi lainnya.

Selain Acep dan Dani, Kepala BPPSDMP juga menyambangi Widiyana Hilmi, peternak itik Chateum yang memproduksi daging dan telur.

Widiyana Hilmi, akrab disapa Bombom, mengatakan bahwa itik yang dia pelihara memiliki kelebihan utama yakni kemampuan produksinya 90% dari 100 ekor itik yang dipelihara.

Dedi Nursyamsi mengaku sangat bangga dengan pencapaian petani milenial Tasikmalaya yang sangat terbantu dengan adanya Program YESS.

Menurutnya, ketiga pemuda ini sudah dapat memanfaatkan ilmu yang mereka dapatkan dari hasil Pelatihan Smart Farming yang menjadi salah satu unggulan Program YESS.

“Ini merupakan program pertanian yang dilaksanakan oleh Kementan melalui Program YESS. Champion ini [Acep, Dani, dan Bombom, red.] sudah mulai melakukan resonansi," kata Dedi Nursyamsi.

Pasalnya, katanya lagi, karena mereka sudah mulai mempekerjakan teman sesama generasi milenial. "Pengembangan petani milenial kita dimulai dari mereka-mereka ini, yang akan membuat petani milenial sekarang ini duitnya loba [uangnya banyak red].” [wisda/timhumasyessjabar]

Tasikmalaya of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the PEPI Serpong, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.