Ketahanan Pangan Nasional, Kementan gelar Rakor Brigade Pangan Banyuasin
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani

Banyuasin, Sumsel (B2B) - Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Brigade Pangan yang dipimpin oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti di Aula SMKPP Negeri Sembawa, Rabu (9/7).
Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian dengan memberikan penguatan Brigade Pangan (BP) untuk menggunakan teknologi modern yang terus di gencarkan.
Program tersebut dirancang untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, mewujudkan swasembada pangan, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian.
Rakor dihadiri oleh Wakil Bupati Banyuasin, Dandim 04, Babinsa, Polres, BPTU Sembawa, BRMP Pasca Panen Banyuasin, Camat Sembawa, Kepala Desa Kab Banyuasin, Penyuluh Pertanian, Brigade Pangan Banyuasin dan para LO Banyuasin.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa Kementan terus fokus dalam upaya meningkatkan produksi pangan, khususnya komoditas padi, untuk mewujudkan swasembada pangan secepat cepatnya.
“BP merupakan paket lengkap dengan program optimalisasi lahan, dengan adanya BP lahan pertanian bisa di olah secara modern, profesional dan terampil,” katanya.
BP merupakan garda terdepan, ungkap Mentan Amran, dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian dengan menjalankan usaha yang berorientasi bisnis serta menghasilkan pendapatan dan keuntungan.
Pertanian Modern
Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti mengatakan ketika Presiden RI Prabowo Subianto mencanangkan swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
"Kementan tidak hanya fokus pada peningkatan produksi dan produktivitas, atau soal ketersediaan lahan dan teknologi, juga pada pelibatan generasi muda dalam kegiatan swasembada pangan karena kita diuntungkan oleh generasi milenial," katanya.
Kegiatan BP diarahkan pada kegiatan pertanian modern, harus ada manajemen modern maka BP harus siap bergerak, ketika Alsintan diterima oleh BP.
"Alsintan harus segera dioperasionalkan. Jangan menganggur apalagi mangkrak. BP wajib melakukan pencatatan kegiatan usaha taninya, serta penghitungan penyusutan Alsintan sehingga BP bisa mengetahui berapa pemasukan dan ditabung dalam rekening penyusutan sendiri,” ungkap Kabadan.
Konsep pertanian modern akan terus diperkenalkan melalui BP seperti penggunaan Alsintan, varietas padi genjah yang dapat ditanam dua hingga tiga kali setahun. Di dalam BP ada struktur yang terdiri dari manajer, divisi budidaya, divisi Alsintan, divisi pemasaran dan divisi keuangan, yang berjalan sesuai tugasnya.
"Mewujudkan ketahanan pangan ini tidak bisa dilakukan hanya oleh Kementan, tetapi juga oleh pemerintah daerah, TNI, dan seluruh pihak terkait, terutama Petani dan Penyuluh,” tambah Kabadan Santi.
Dia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah untuk bisa mendorong BP melakukan usaha taninya, maka BP ini bisa menjadi kelompok tani masa depan yang mengelola pertanian modern, mandiri dan berkualitas.
Kabupaten Banyuasin
Kepala SMKPP Negeri Sembawa, Budi Santoso mengatakan bahwa di Kabupaten Banyuasin terdapat 49 BP, pelaksanaan Oplah 10.426 hektar. Dari 49 BP, ternyata masih ada yang belum membuka Buku Rekening Bank sehingga dari pihak dinas sudah mempertemukan BP dengan pihak bank terkait pembukaan buku rekening.
Budi Santoso melaporkan bahwa Kabupaten Banyuasin sudah menerima transplanter 35 unit, TR 2 150 unit, TR 4 42 unit, rotavator 43 unit, combine 37 unit, pompa air 138 unit, comprenser 14 unit yang diambil 12 unit sisa nya masih ada.
"Kami berharap rekan-rekan BP dapat menjadi tulang punggung untuk swasembada pangan di Indonesia. Petani sebagai besar sudah lanjut usia. Harapannya dengan adanya BP, dapat menggantikan petani yang lanjut usia," ungkapnya.
Budi Santoso juga mendorong BP untuk aktif di media sosial agar publik mengetahui keberhasilan mereka dan bisa menjadi daya tarik minat generasi muda agar mau berkecimpung di dunia pertanian serta mendukung swasembada pangan", tutupnya. [wulan/titin/timhumas smkppnsembawa]
Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.