Rakornas Penyuluh, Mentan Amran Pastikan PPL Bergerak bagi Swasembada Pangan
Agricultural Extension Workers Support Indonesia in Achieving Food Self-sufficiency
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani

Jakarta (B2B) - Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman secara resmi membuka Koordinasi Nasional ( Rakornas) Penyuluh Pertanian se-Indonesia yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian. Dalam Rakornas, Mentan menekankan peran strategis penyuluh pertanian sebagai pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“Selamat datang di Kementerian Pertanian saudaraku, sahabatku semua. Tanpa PPL, tidak mungkin kita mencapai lompatan seperti yang terjadi hari ini,” kata Mentan Amran saat membuka Rakornas penyuluh pertanian di Jakarta, belum lama ini.
Mentan Amran memberikan apresiasi yang tinggi kepada para penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang selama ini telah menjadi ujung tombak dalam pencapaian kedaulatan pangan nasional. Dedikasi para penyuluh pun telah membuahkan hasil. Hal ini terbukti dari peningkatan stok beras yang terjadi saat ini.
“Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh Kepala Dinas Indonesia terutama yang hadir, PPL seluruh Indonesia, Pangdam, Danrem, Kapolda, Kapolres serta seluruh pihak lainnya yang terlibat BUMN, PIHC, Bulog,”
“Dimana capaian kita saat ini, khususnya stok itu hampir 3.180.000 hari ini. Dan itu tertinggi selama 23 tahun. Bahkan bisa jadi itu selama merdeka,” terang Mentan lebih lanjut.
Mentan Amran juga menyebut bahwa sesuai data BPS menunjukkan produksi nasional mengalami lonjakan mencapai 50–62 persen selama Januari–April 2025. Peningkatan ini berkat kebijakan strategis Presiden Republik Indonesia yang menerbitkan 4 Inpres dan Perpres untuk memperkuat sektor pangan dalam 100 hari pertama pemerintahan.
“Ini mempermudah petani kita untuk mengakses sarana produksi, khususnya pupuk. Jumlahnya Pun ditambah, kemudian regulasinya disederhanakan. Dan itu berdampak pada produksi,”
Mentan juga menambahkan peran penting penyuluh dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Ia mengungkapkan bahwa sejumlah negara, seperti Malaysia, Filipina, dan Jepang, saat ini tengah mengalami krisis pangan akibat menurunnya produktivitas, dan mulai belajar ke Indonesia.
“Kemudian tim-tim, teman-teman, PPL seluruh Indonesia itu sangat kompak dan solid. Kepala Dinas Pertanian Indonesia juga kompak, solid untuk mengangkat produksi. Di saat ini kita surplus, Itu kebanggaan kita,” tambah Mentan.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menyampaikan pendayagunaan penyuluh pertanian dalam rangka percepatan swasembada pangan sebagaimana tertuang dalam Inpres No 3 Tahun 2025, dimana Kementerian Pertanian perlu menyamakan komitmen dalam mewujudkan swasembada pangan dan mengikuti arah komando Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan.
“Peran penyuluh sangat vital dalam swasembada pangan sehingga perlu penguatan komitmen agar satu irama dan satu komando,” kata Idha.
Idha mengatakan acara koordinasi nasional Kornas penyuluh pertanian setidaknya dihadiri oleh 5.000 orang secara offline terdiri dari perwakilan penyuluh seluruh Indonesia dan peserta online sebanyak 32.000 yang bergabung di setiap Balai Penyuluh Pertanian (BPP).
Melalui acara ini diharapkan kedepan penyuluh di daerah fokus pada pengawalan percepatan luas tambah tanam (LTT), peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas padi, serta mendorong dan mengawal akselerasi program utama Kementan.
“Tujuan tersebut harus menjadi acuan dalam pergerakan di lapangan terutama mendampingi petani agar lebih sejahtera,” tutup Idha .
Dalam Kornas penyuluh pertanian ini, selain dihadiri para penyuluh, turut serta Wakil Menteri, seluruh jajaran Eselon I Kementan, Staf Khusus Mentan, Direktur PIHC, Direktur Pengadaan Bulog dan Kepala Dinas Pertanian, jajaran TNI-Polri, dan mitra strategis sektor pertanian. [wisda/timhumas polbangtanbogor]
Jakarta [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers income in irrigated areas and swamp areas.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
After that, the meeting continued via hybrid to evaluate agricultural land optimization, pumping, and additional agricultural area.
The meeting participants agreed to increase cooperation between various parties to ensure efficient and strategic land use.