Pertanian Modern, Kementan gelar FGD Agribisnis Lahan Rawa di Kalsel

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Novita Cahyadi


Pertanian Modern, Kementan gelar FGD Agribisnis Lahan Rawa di Kalsel
SMKPPN BANJARBARU: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengingatkan, swasembada beras berkelanjutan menjadi komitmen pemerintah, lahan rawa menjadi solusi sebagai bagian penting masa depan pertanian Indonesia.

Banjarbaru, Kalsel [B2B] - Saat ini Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi di antaranya di Provinsi Kalimantan Selatan.

Program yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.

"Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan," katanya.

Tentunya program, kata Mentan, perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, dan petani muda.

Demi menyukseskan hal di atas, Kementan melalui peran BPPSDMP menyelenggarakan Focus Group Discussion [FGD] bertajuk ´Agribisnis di Lahan Rawa Berbasis Pertanian Modern dan Kunjungan Lapang´ yang melibatkan stakeholder dari lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan pakar mekanisasi pertanian lahan rawa.

Digelar dua hari, kegiatan pertama berlangsung di Aula SMK-PP Negeri Banjarbaru, Kalsel, Kamis [14/3]. Hari pertama ini dilaksanakan kegiatan FGD dan hari kedua kunjungan lapangan ke Kabupaten Barito Kuala.

Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa swasembada beras berkelanjutan menjadi komitmen pemerintah, lahan rawa menjadi solusi bagian penting masa depan pertanian Indonesia.

"Optimalisasi pemanfaatan lahan rawa berkelanjutan berbasis pertanian modern, sangat diperlukan sejalan upaya mengatasi krisis pangan yang terjadi dewasa ini, karena adanya konflik dan El Nino sejak Februari 2023," katanya.

Dampak dari El Nino stok beras turun signifikan, padahal di tahun-tahun lalu, kita bisa menghasilkan 32,5 juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras. Sementara jumlah manusia yang makan semakin meningkat, hampir 4 juta tiap tahunnya.

"Indonesia memiliki 33,3 juta hektar rawa, sekitar 9,5 juta ha potensial untuk lahan pertanian produktif. Di tahap awal akan dilakukan optimalisasi lahan rawa 400 ribu hekta pada 11 provinsi di Indonesia dan Kalsel 46,3 ribu hektar," ungkap Dedi Nursyamsi.

Dedi menegaskan, keunggulan spesifik lahan rawa dapat menghasilkan padi di saat musim kemarau, ketikai agroekosistem lainnya kekeringan. Potensial untuk tanaman pangan, namun secara alamiah memiliki karakter dan fisik lahan yang tidak subur dan air sulit dikendalikan, maka perlu penerapan teknologi tepat. 

Forum dilanjutkan paparan materi dari sejumlah narasumber di antaranya Masganti dari BRIN tentang ´Menakar Keandalan Agribisnis Padi di Lahan Rawa; Muhammad Noor dari BRIN tentang Pengolahan Tanah Spesifik Rawa dari Tajak sampai Traktor. 

Ani Susilawati dari BPSIP tentang Lahan Rawa dan Penyiapan SDM Agribisnis Lahan Rawa dalam Meningkatkan Produksi Pangan Nasional dan Kapusdik Idha Widi Arsanti tentang Rencana Pelibatan Petani Milenial.

Sesi tanya jawab antara pemateri dan undangan bersama Staf Khusus Mentan Sam Herodian dan sejumlah tenaga ahli Mentan.

Dari FGD tersebut, diharapkan tiga poin penting. Pertama, adanya tinjauan kebijakan, potensi, peluang dan kendala optimalisasi lahan rawa dalam konteks swasembada pangan nasional.

Kedua, strategi pengembangan agribisnis lahan rawa yang efektif dan efisien untuk menjamin swasembada pangan nasional dan kesejahteraan petani. Ketiga, pembagian peran masing-masing stakeholder yang terlibat dalam mengembangkan agribisnis lahan rawa berbasis pertanian modern. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]

[B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.