Pasokan Bawang Merah untuk Ramadan dan Lebaran 2017 Aman Terkendali
Supply of Shallot in Indonesia for Ramadhan and Eid is Adequate
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Cirebon, Jabar (B2B) - Kementerian Pertanian RI memperkirakan pasokan bawang merah untuk Ramadan dan Lebaran 2017 diperkirakan aman terkendali, hal itu merujuk pada hasil pantauan Ditjen Hortikultura, Rabu (8/3), pada panen raya bawang merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu dari 31 sentra produksi bawang merah di seluruh Indonesia.
Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono dan Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron memantau panen perdana bawang merah seluas 54 hektar di Desa Silihasih, Kecamatan Pabedilan, dengan hasil panen rata-rata 12 hingga 15 ton yang akan dipasarkan ke sejumlah pasar induk di Jawa Barat dan Sumatera.
Spudnik Sujono memastikan hasil panen raya tahap awal sukses maka pasokan bawang merah untuk Ramadan hingga Lebaran 2017 dipastikan dapat mencukupi kebutuhan konsumen.
"Panen raya ini merupakan panen perdana untuk tahun ini, panen terakhir tahun lalu pada Desember 2016. Total produksi bawang merah sepanjang 2016 mencapai 1,275 juta ton di seluruh Indonesia sehingga tahun lalu tidak ada impor, sementara impor pada 2015 turun 77 persen," kata Dirjen Spudnik kepada pers di Kabupaten Cirebon.
Sementara Herman Khaeron menyoroti hasil panen raya perdana akan menjadi masukan bagi legislator di parlemen, khususnya hasil panen melimpah harus diimbangi harga yang sepadan untuk setiap kilogram bawang merah dari petani.
Zonasi Produksi
Kementerian Pertanian pada 2016 telah mengembangkan zonasi produksi bawang merah di 32 kabupaten dan pada 2017 akan melebar ke Pulau Kalimantan dan Kepulauan Maluku sebagai buffer zone di Kawasan Timur Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan antisipasi panjangnya rantai pasok dan biaya transportasi sebagai pemicu utama lonjakan harga di tingkat konsumen.
Zonasi untuk Pulau Sumatera dikembangkan di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara kemudian Provinsi Sumatera Barat di Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Kerinci di Provinsi Jambi dan Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung. Sementara di Pulau Kalimantan dirintis di Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono mengatakan zonasi terbanyak adalah di Pulau Jawa yang tersebar 18 kabupaten, untuk Provinsi Jawa Barat di enam kabupaten yakni Bandung, Garut, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan Kuningan. Tujuh kabupaten di Jawa Tengah yakni Demak, Brebes, Tegal, Pemalang, Pati, Kendal, dan Grobogan. Lima kabupaten di Provinsi Jawa Timur: Malang, Probolinggo, Bojonegoro, Banyuwangi dan Nganjuk.
Pasokan dari Kabupaten Bangli diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen di Provinsi Bali didukung pasokan dari empat kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB) yakni Bima, Lombok Timur, Sumbawa dan Dompu untuk memenuhi kebutuhan setempat hingga ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sementara zonasi di Sulawesi berada pada tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yakni Enrekang, Bantaeng, dan Soppeng untuk memenuhi kebutuhan konsumen setempat hingga Maluku dan Papua ditambah dari NTB apabila kebutuhan meningkat pada waktu-waktu tertentu," kata Spudnik Sujono.
Cirebon, West Java (B2B) - Indonesian Agriculture Ministry estimates supply of shallots for Ramadhan and Eid Al-Fitr meet consumers needs, it refers to monitoring of Directorate General of Horticulture, Wednesday (8 March) of the shallot harvest in Cirebon, West Java Province as part of 31 shallot production centers across the country.
Director General of Horticulture Spudnik Sujono and member of parliament (MP) Herman Khaeron attended the first harvest of shallots of 54 hectares in Silihasih village of Pabedilan subdistrict, average harvest of 12 to 15 tons and will be supplied to some wholesale markets in West Java and Sumatra.
Mr Sujono estimates the first harvest will determine supply of shallot to meet the needs consumers in Ramadhan and Lebaran 2017.
"This is the first harvest of shallot for this year, the last harvest for 2016 in December 2016. Total shallot production in 2016 reached 1.275 million tons so no need to import, while imports in 2015 decreased 77 percent," he said to the press here.
While MP Herman Khaeron said the shallot harvest will be an important input for legislators in parliament, especially abundant harvests do not make onion prices fell at the farm level.
Production Centers
Indonesian government through Agriculture Ministry in 2016 has developed shalltos production centers in 32 districts and will expand to Borneo Island and Maluku Islands next year as the buffer zone in eastern Indonesia, for improve welfare of farmers and the anticipation of the supply chain and expense transport which often trigger price increases in consumer level.
Zoning for Sumatera Island developed in Simalungun district of North Sumatra province, West Sumatra province in Solok and South Solok district, Kerinci district in Jambi Province and will developing in Tanggamus district of Lampung Province. While in Borneo Island has been initiated in Hulu Sungai Selatan district of South Kalimantan province.
Director General of Horticulture Spudnik Sujono said zonation in Java Island scattered in 18 districts, for West Java province in six districts such as Bandung, Garut, Majalengka, Indramayu, Cirebon and Kuningan. Seven districts in Central Java province namely Demak, Brebes, Tegal, Pemalang, Pati, Kendal, and Grobogan. Five districts in East Java province: Malang, Probolinggo, Bojonegoro, Banyuwangi and Nganjuk.
Supply of Bangli district expected to fulfill consumer needs in Bali provice, who was also supported by supply from four districts in West Nusa Tenggara province namely Bima, East Lombok, Sumbawa and Dompu to meet local needs including in East Nusa Tenggara province.
"While zonation in Sulawesi scattered in three districts of South Sulawesi Province namely Enrekang, Bantaeng, and Soppeng to meet the needs of local consumers until Maluku and Papua plus of Nusa Tenggara Barat if consumer needs increases in certain times," Mr Sujono said.
