Polbangtan Kementan jadikan `Smart Agriculture` Pendukung Pertanian Masa Depan
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Bogor, Jabar [B2B] - Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] terutama Polbangtan Bogor menggelar Seminar Nasional bertajuk ´Smart Agriculture, Pendukung Pertanian Masa Depan´ sebagai penutup rangkaian akhir dari perhelatan Dies Natalis ke-5 pada Rabu [20/9] di Aula Kampus Cibalagung, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern. SYL menyampaikan setiap inovasi yang dihasilkan merupakan potensi masa depan untuk membuka lapangan pekerjaan.
"Generasi Z juga harus bisa mengikuti perkembangan dari zaman, harus berani menjadi petani yang modern atau mendirikan startup pertanian,” katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa petani milenial memiliki peran penting melanjutkan pembangunan sektor pertanian.
"Tunjukkan bahwa petani milenial dapat menjadi pionir untuk peningkatan kapasitas pertanian dan petani. Kita harus bekerja keras, cepat, cermat dan akurat. Tinggalkan cara-cara lama dan gunakan cara-cara baru berbasis internet of things," katanya.
Seminar Nasional Polbangtan Bogor tahun ini dikemas secara hibrid dan disiarkan live streaming melalui Youtube Channel Polbangtan Bogor Official menggandeng profesional yang ahli serta praktisi pertanian sebagai keynote speaker.
Narasumber yang hadir antara lain Edi Santosa selaku Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura yang mengulas tentang ´Smart Agriculture Mendukung Pertanian Masa Depan: Recent Status dan Arah Pengembangan´.
Edi Santosa mengatakan bahwa konsep baru dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan pertanian menggunakan teknologi informasi dan komunikasi modern, robotika (instrumentasi), drone, dan kecerdasan buatan [internet of things] secara terintegrasi dengan IoT dalam rangka meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan pertanian.
Menurutnya, menerapkan Smart Agriculture harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sensor dan Sensing: Mengumpulkan data tanah, cuaca, kelembaban, dan faktor lainnya. Data untuk mengambil keputusan penggunaan sumber daya (air dan pupuk).
2. Analisis Data: Data besar dari sensor dan perangkat lainnya dapat dianalisis untuk memberikan wawasan tentang kondisi pertanian yang sebenarnya.
3. Otomatisasi/Robot/AI: Penggunaan otomatisasi, robotik dan AI meningkatkan efisiensi dalam tugas-tugas seperti penyemprotan pestisida, panen, dan pemeliharaan.
4. Pemantauan Pertanian Berbasis Drone: Gambaran visual yang jelas tentang kondisi tanaman dan tanah, memungkinkan petani untuk mengambil tindakan yang tepat waktu.
5. Internet of Things: Komunikasi real time untuk mengakses informasi tentang pasar, cuaca, dan praktik terbaik.
6. Pertanian Presisi: Dalam input, proses, panen dan produk.
7. Pengelolaan Sumber Daya Berkelanjutan: Menjamin kelangsungan usaha.
Dalam kesempatan yang sama, Abdul Roni Angkat selaku Kepala Balai Pelatihan Pertanian Lampung, memaparkan bahwa dalam menghadapi pertanian di masa depan, ada 5 program Kementan yang dapat mendukung smart agriculture di antaranya program tentang ketersediaan, akses, dan konsumsi makanan berkualitas, program tentang penambahan nilai dan daya saing industri, program penelitian dan inovasi sains dan teknologi, program tentang pendidikan dan sekolah kejuruan serta program dukungan manajemen.
Roni menambahkan alasan mengapa smart farming sangat diperlukan, karena adanya Perubahan iklim dan dinamika lingkungan sehingga tidak memungkinkan lagi Bertani secara manual bergantung pada alam karena akan mengganggu produksi masa tanam dan hasil tani. Selain itu, sumber daya alam terbatas, modal dan pengetahuan generasi milenial yang berkembang juga turut mengambil peran.
Selain akademisi dan pegawai Kementerian Pertanian, Prastyo Ruandhito selaku CEO dan Co-Founder BroilerX juga mencuri antusias peserta seminar. Prastyo menegaskan bahwa Pemanfaatan aplikasi digital dan internet of things bagi pertanian transformasi digital penting untuk dapat memajukan industri dan menjadi lebih transparan
Selain seminar talkshow, acara ini diramaikan juga oleh presentasi oral dari 46 orang pemakalah yang telah mengumpulkan hasil karyanya Dimana pemanggilan peserta sudah dilakukan sejak dua bulan sebelumnya. Adapun cakupan topik untuk paper yang dikompetisikan meliputi Agroteknologi, Sosial Ekonomi Pertanian, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Teknik Pertanian dan Biosistem, serta Penyuluhan dan Pemberdayaan. [wisda/timhumaspolbangtanbogor]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
