Polbangtan Kementan Siap Implementasikan Kurikulum SAS21

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Polbangtan Kementan Siap Implementasikan Kurikulum SAS21
POLBANGTAN BOGOR: Wakil Direktur I Polbangtan Bogor, Rudi Hartono [ke-2 kiri] bersama Daan Westrik dari Aeres University Applied Sciences usai penandatanganan MoU sebagai tindak lanjut implementasi Kurikulum SAS21.

Bekasi, Jabar [B2B] - Politeknik Pembangunan Pertanian menjalin kerjasama pengembangan kurikulum Ayam dan Sapi pada Program SMK Ayam dan Sapi atau SAS21. Melalui kegiatan penutupan proyek SAS21, Polbangtan menandatangani MoU Kerjasama Pengembangan Kurikulum Vokasi dengan beberapa institusi seperti Aeres University Applied Sciences, Sekolah Vokasi IPB dan Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena Tuban.

Kerjasama ini sebagai bentuk tindak lanjut implementasi Kurikulum SAS21 pada komoditas ayam dan sapi perah. Penandatanganan MoU dilaksanakan beberapa waktu lalu di Hotel Ciputra Cibubur, Kota Bekasi bersamaan dengan penutupan rangkaian Project SAS21 yang dimulai sejak 2019.

Langkah tersebut sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian Indonesia harus mengarah pada pertanian maju, mandiri, modern.

"Guna mendukung hal itu, petani milenial mempunyai peran penting, khususnya untuk kemajuan pembangunan pertanian saat ini. Melanjutkan pembangunan pertanian membutuhkan dukungan SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Tentunya, itu bisa didapatkan dari bangku pendidikan vokasi," katanya.

Harapan tersebut digarisbawahi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.

Kegiatan Workshop SAS21 sudah dilaksanakan delapan  kali dengan output berupa kurikulum ayam dan sapi pada jenjang pendidikan SMK dan Politeknik. Kurikulum yang disusun sudah dilakukan link and match dengan industri perunggasan dan sapi perah, serta disesuaikan core task atau professional task yang harus dimiliki pada pekerjaan di industri.

Kurikulum SAS21 pada level politeknik dapat diselaraskan dengan kurikulum yang sudah ada di Polbangtan dan dapat mengadopsi proses pembelajaran Project Based Learning (PBJL) maupun Problem Based Learning (PBL).

Kurikulum SAS21 ini juga sangat mendukung Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) karena kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di kampus, mahasiswa juga diperkenankan melaksanakan praktikum, magang atau training di industri. 

Dengan demikian mahasiswa setelah lulus sudah memiliki kemampuan hard skill dan soft skill yang mumpuni untuk bekerja di industri. Tidak hanya core task pada kemampuan teknis peternakan dalam kurikulum SAS21 juga memiliki core task kewirausahaan dan pelaksanaan bisnis.

Polbangtan Bogor melalui Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan akan mengimplementasikan kurikulum SAS21 dalam proses pembelajarannya. Pada beberapa core task di kurikulum SAS21 dapat diimplementasikan pada beberapa mata kuliah.

Menurut Daan Westrik dari Aeres University Applied Sciences “kurikulum SAS21 sangat mungkin untuk diimplementasikan. Kurikulum SAS21 mengacu pada penilaian akhir berupa asesmen dan tidak hanya menilai tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tetapi juga dilakukan penilaian pada soft skill mahasiswa.”

Wakil Direktur I Polbangtan Bogor, Rudi Hartono mengatakan tindak lanjut kerjasama pengembangan kurikulum SAS21 pada Polbangtan Bogor dengan beberapa institusi tidak hanya pada pengembangan kurikulum melainkan kerjasama pada Tridharma Perguruan tinggi meliputi mengundang dosen tamu dari beberapa institusi tersebut, kerjasama penelitian terapan serta kerjasama pengabdian kepada masyarakat. [timhumaspolbangtanbogor]

Bekasi of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.