Bawang Putih Temanggung Didorong Mentan Kelak Mampu Tekan Impor

Indonesian Govt Encourage Development of Garlic in Central Java`s Temanggung

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Bawang Putih Temanggung Didorong Mentan Kelak Mampu Tekan Impor
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman berdialog dan memberikan bantuan kepada para petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (Foto2: B2B/Mya)

Temanggung, Jawa Tengah (B2B) - Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman mengaku terkejut mendapati fakta bahwa bawang putih ternyata dapat ditanam di Indonesia, khususnya di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dan berjanji akan mendukung peningkatan produksinya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menekan volume impor.

"Saya fikir bawang putih tidak bisa tumbuh di Indonesia, kalau iklim di sini cocok dan dapat tumbuh dengan baik, saya melalui Kementerian Pertanian akan mendorongnya dan menjadi perhatian serius kami," kata Mentan Amran usai panen cabai di Desa Danupayan, Kecamatan Bulu pada Kamis (5/11).

Potensi bawang putih Temanggung dikemukakan oleh Kepala Desa Wonosari, Kecamatan Bulu, Agus Parmudji bahwa komoditas tersebut pernah menjadi komoditas primadona di Temanggung hingga 1994 dengan harga Rp6.000 per kg.

Agus Parmudji menambahkan, harga bawang putih mulai melorot pada 1995 setelah masuknya bawang putih impor dengan harga Rp1.500 hingga Rp2.250 per kg, sementara kurs dolar AS saat itu sekitar Rp2.500 per dolar AS sebelum terjadinya krisis moneter pada 1997-1998.

"Akibat masuknya bawang putih impor pada 1995, yang harganya lebih murah daripada bawang putih lokal membuat petani Temanggung enggan menanamnya lagi karena pasti merugi dan sejak 2002 tidak ada lagi petani di sini yang mau menanam bawang putih," kata Agus.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan Kabupaten Temanggung, Masrik Amin, mengatakan biasanya dulu petani menanam bawang putih di kawasan lereng Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Perahu dengan luas lahan hingga 2.000 hektar di seluruh Temanggung.

Mentan pun berjanji akan mendorong pengembangan bawang putih di Temanggung, untuk tahap awal di lahan 100 hektar. "Saya serius dan saya minta membangkitkan kembali kejayaan bawang putih Temanggung, kalau di sini iklimnya cocok, akan menjadi perhatian pemerintah."

Temanggung, Indonesia (B2B) - Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman said he was surprised that the garlic was able to grow in Indonesia, especially in Temanggung district, Central Java province, and pledged to support its development to meet domestic demand, and reduce the volume of imports.

"I think could not plant garlic in Indonesia, if the weather is suitable and able to thrive, the Agriculture Ministry would be pushing it," Minister Sulaiman said after the chili harvest in Danupayan village of Bulu sub-district on Thursday (11/5).

Temanggung garlic potential presented the village head of Wonosari, Agus Parmudji that the commodity ever to be excellent in Temanggung until 1994, the selling price 6,000 rupiah per kg at the time.

Mr Parmudji added, the price of garlic begins to sag in 1995 because garlic imports that are cheaper only 1,500 to 2,250 rupiah per kg, while the US dollar exchange rate of 2,500 rupiah before the monetary crisis hit Indonesia in 1997-1998.

"As a result of garlic imports in 1995, which are cheaper than local garlic make Temanggung farmers are reluctant to plant it again because it would lose money, and since 2002 there are no more farmers here who want to plant the garlic," he said.

Head of Temanggung Agriculture Office, Masrik Amin said farmers planted it on slopes of Mount Sumbing, Mount Sindoro, and Mount Perahu with land area to 2,000 hectares across Temanggung.

Minister Sulaiman promised to drive the development of garlic in Temanggung, for the initial phase on 100 hectares of land. "I´m serious and I´m revive the glory of of garlic Temanggung, because the weather here is suitable, and this will be the government´s attention."